Siapa Sangka, Simpanse Ajarkan Kita Jadi Manusia Sehat Saat Menua

By Fikri Muhammad, Senin, 5 Juli 2021 | 20:30 WIB
Nasib simpanse memberi tahu kita lebih banyak tentang resiko gaya hidup yang semakin tidak aktif bagi manusia masa kini.(Anupshahnpl) (Lutfi Fauziah)

Misalnya, kecepatan berjalan orang Hadza di Tanzania, yang tetap mencari makan sepanjang hidupnya, tampaknya tidak berkurang secara signifikan seiring bertambahnya usia. 

Di Suaka Simpanse Pulau Ngamba di Uganda, mereka yang disita dari pemburu hidup menerima pemeriksaan kesehatan tahunan, di mana dokter hewan membiusnya dan memberikan kesempatan untuk mengumpulkan data tentang proses penuaan.

"Berdasarkan penelitian pada populasi penangkaran, para ilmuwan mengira simpanse memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi," kata antropolog Alexandra Rosati dari University of Michigan. 

Baca Juga: Simpanse Kehilangan ‘Budaya’nya Karena Habitat Dirusak Manusia

Studi pada orang-orang dengan gaya hidup pemburu-pengumpul ditemukan banyak di antaranya tetap sangat aktif sampai akhir hayatnya. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tetap sehat lebih lama daripada kita yang santai seiring bertambahnya usia. (National Museum Wales)

Namun, dalam penelitian baru-baru ini, Rosati dan rekan-rekannya menemukan bahwa simpanse di Cagar Alam Pulau Ngamba memiliki kolesterol yang jauh lebih rendah daripada simpanse laboratorium.

Bukannya simpanse tidak menunjukkan tanda-tanda penuaan, kata Joshua Rukundo, mantan kepala dokter hewan yang menjadi direktur cagar alam Pulau Ngamba. Peradangan pada persendian umum terjadi pada simpanse yang menua.

Mereka juga sering mengalami masalah gigi, yang membuat mereka tidak bisa mencerna makanan berserat. Kurangnya makanan juga memengaruhi kekebalan mereka dan menjadi rentan terhadap penyakit.

Akan tetapi, dia menambahkan bahwa gejala ini dapat diobati. Sejauh penuaan yang sehat berjalan, simpanse di Pulau Ngamba banyak ruang untuk bergerak seperti yang mereka lakukan di alam liar.