Nationalgeographic.co.id—Saat ini lebih banyak orang mengetahui tempurung kura-kura berfungsi sebagai pelindung. Namun jauh sebelum itu, kura-kura purba menggunakan tempurungnya untuk alasan yang berbeda.
Para paleoantropolog melihat sisa-sisa dari 47 kura-kura proto purba (Eunotosaurus africanus), jenis reptil purba yang memiliki tempurung sebagian. Para peneliti menemukan bahwa hewan tersebut memiliki tulang rusuk yang lebih lebar.
Eunotosaurus tinggal di rawa-rawa Afrika selatan. Ia sering dianggap sebagai "mata rantai yang hilang" antara penyu dan nenek moyang prasejarah satwa ini. Tulang rusuknya lebar dan rata, membentuk lempengan lebar yang mirip dengan cangkang kura-kura primitif, dan tulang belakangnya hampir identik dengan beberapa kura-kura.
Analisis kemudian mengungkap bahwa kura-kura purba dulunya menggunakan tempurung untuk menggali liang dan seiring proses evolusi fungsinya berubah menjadi perisai perlindungan.
"Mengapa tempurung kura-kura berkembang, itu pertanyaan serius dan jawabannya jelas, untuk perlindungan," kata Tyler Lyson, Kurator Paleontologi Vertebrata di Museum Alam dan Ilmu Pengetahuan Denver kepada Livescience.
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR