Spesies Baru Burung Berrypecker Ditemukan di Kaimana, Papua Barat

By Utomo Priyambodo, Selasa, 6 Juli 2021 | 11:00 WIB
Spesies baru burung berrypecker ditemukan di Kaimana, Papupa Barat. (LIPI)

Jenis baru ini dimasukkan dalam genus Melanocharis karena memiliki bentuk yang khas dengan paruh yang kokoh berwarna hitam, badan bagian atas berwarna biru-hitam yang sangat kontras dengan bagian bawah yang berwarna lebih terang. Bagian bawah yang berwarna putih satin dengan sedikit warna kuning lemon merupakan ciri khas yang sangat membedakan burung ini dengan jenis lain dalam genus yang sama.

Secara umum, burung ini memiliki ciri-ciri paruh dan kaki berwarna hitam serta iris mata berwarna cokelat tua. Warna bulu pada punggung dan pantat burung ini berwarna biru hitam. Sementara bagian tenggorokan, dada, dan perutnya berwarna putih satin dengan sedikit warna kuning lemon, dan berwarna sedikit lebih ringan pada bagian sampingnya.

Bulu pada bagian bawah sayap burung ini berwarna putih. Bagian malar atau sisi samping dari tenggorokannya memisahkan warna biru hitam pada muka dengan tenggorokan yang putih. Bulu sayapnya berwarna hitam dengan warna putih pada bagian tepi dalam dari bulu primer dan sekundernya. Bulu ekor berwarna biru hitam keseluruhan, kecuali bagian tepi dari bulu ekor terluar yang berwarna putih.

Baca Juga: Spesies Baru Kadal Ditemukan Setelah Sebelumnya Diduga sebagai Burung

Fan-tailed Berrypecker. Tim peneliti gabungan dari Indonesia dan Perancis menemukan spesies baru burung berrypecker di kawasan Pegunungan Kumawa di Lengguru, Papua Barat. (Cornell Universty)

Burungbuah satin ini berukuran kecil dengan panjang sayap 62 milimeter, panjang tarsus 19,4 milimeter, dan panjang ekor 49,5 milimeter. Panjang paruh dari dasar tengkorak kepalanya adalah 11,2 milimeter, panjang paruh dari ujung lubang hidungnya 7,3 milimeter, sedangkan lebar paruh pada ujung lubang hidung 4,1 milimeter dan tinggi paruh di ujung lubang hidungnya 3,5 milimeter.

Secara umum berrypecker atau burungbuah merupakan burung pemakan buah beri dan buah-buahan kecil lainnya sehingga menjadikannya burung pemencar biji. Burung ini aktif di bawah kanopi hutan, dari lantai hutan sampai ketinggian dua meter. Keberadaannya menjadi penting bagi pemencaran biji ke seluruh area hutan. Akan tetapi, perjumpaan burungbuah satin ini di hutan masih sangat sedikit sehingga perilakunya masih belum diketahui secara pasti.

Hal ini memungkinkan adanya penelitian lanjutan dari burung ini. “Dengan lokasi yang unik seperti kawasan Karst Lengguru itu, menjadikan burung ini menjadi penting untuk dikaji lebih jauh,” ujar Hidayat.