Berasal dari Mesir Kuno, Kini Pigmen Biru Mesir Menjadi Andalan Sains

By Bella Jingga Ardilla, Minggu, 1 Agustus 2021 | 10:00 WIB
Blue Faience Saucer and Stand (Wikimedia)

Kegunaan dari Biru Mesir sangat banyak. Menurut lansiran thoughtco.com, warna ini digunakan untuk rambut para dewa (khususnya lapis lazuli, atau pigmen biru yang paling gelap) dan wajah dewa Amun.

Akan tetapi, pada Kerajaan Baru Mesir, pigmen ini banyak ditemukan sebagai pigmen dalam lukisan makam, patung, dan sarkofagus. Selain itu, pigmen ini digunakan untuk memproduksi glasir keramik yang dikenal sebagai faience Mesir.

Teknik faience menggunakan glasir keramik biru yang mengandung Biru Mesir pada benda-benda seni seperti jimat dan patung.

Baca Juga: Gaun Tertua Sejagat, Tren Busana 5.000 Tahun Silam asal Mesir Kuno

Faience Biru Mesir yang diimpor dari Italia dari Suriah Utara dan diprosuksi pada 750 - 850 SM. (Wikimedia)

 

Karakteristik pigmen biru berasal dari salah satu komponen utama yaitu tembaga. Pigmen ini dalam spektrum rona terang hingga gelap, tergantung pada proses dan komposisinya. Jika digiling kasar, pigmen ini akan menghasilkan pigmen biru tua.

Namun, jika digiling secara halus, pigmen biru yang dihasilkan akan lebih pucat atau muda. Pigmen ini dibuat dengan memanaskan campuran senyawa kalsium (biasanya menggunakan kalsium karbonat), senyawa yang mengandung tembaga (serbuk logam atau perunggu), pasir silika, dan soda atau kalium sebagai fluks dengan panas suhu mencapai 850 sampai 959 derajat Celsius.

Dalam kepercayaan Mesir, pigmen biru dianggap sebagai pigmen yang sangat suci. Pigmen ini dianggap sebagai rona surga dan mewakili alam semesta. Maknanya berkaitan pula dengan air dan Sungai Nil. Tidak sebatas itu, pigmen ini menjadi simbol kehidupan, kesuburan, dan kelahiran. Menurut orang-orang Mesir pigmen ini sangat berarti dalam kehidupan mereka.

Baca Juga: Kucing Peliharaan Ternyata Berasal dari Timur Dekat dan Mesir Kuno