Berasal dari Mesir Kuno, Kini Pigmen Biru Mesir Menjadi Andalan Sains

By Bella Jingga Ardilla, Minggu, 1 Agustus 2021 | 10:00 WIB
Blue Faience Saucer and Stand (Wikimedia)

 

“Anda dapat menggunakan pigmen Biru Mesir untuk mendeteksi tanda jari pada permukaan yang tidak berpori,” Jelas Profesor Simon Lewis, dari Nanochemistry Research Institute di Curtin University.

Sebuah penelitian lain para ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory, yang dipimpin oleh Pail Berdahl, mengungkapkan bahwa efek fluoresen 10 kali lebih kuat dari yang diperkirakan. Faktanya, pigmen memancarkan hampir 100 persen foton sebanyak yang diserapnya, dan bekerja pada tingkat efisiensi energi hingga 70 persen.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para peneliti berharap bahwa pigmen ini dapat digunakan untuk cat pada atap bangunan. Hal ini dilakukan untuk memantulkan sinar matahari serta menjaga bangunan tetap dingin dan mengurangi kebutuhan akan Air Conditioner (AC).

Baca Juga: Hatshepsut, Sang Ratu Mesir Kuno Pertama Yang Memiliki Jenggot

Pigmen Biru Mesir yang terdapat pada lukisan kuno. (LEDinside)

Penemuan mengejutkan tidak berhenti sampai di situ saja. Para ilmuwan juga menemukan bahwa Biru Mesir akan terbelah menjadi nanosheets yang seribu kali lebih tipis dari rambut manusia jika diaduk dalam air hangat selama beberapa hari. Para ilmuwan percaya bahwa sifat unik pigmen ini cocok untuk berbagai penggunaan modern.

Di masa depan, pigmen ini dapat digunakan untuk tujuan komunikasi. Pasalnya, pancaran pigmen ini mirip dengan pengendali jarak jauh dan perangkat komunikasi. Selain itu, pigmen ini dapat digunakan dalam biomedis tingkat lanjut karena radiasi inframerahnya mampu menembus jaringan dibandingkan gelombang lainnya. Kehebatan warna ini bahkan merambat sampai cahaya lampu penghemat daya—sungguh suatu fungsi yang luar biasa.

Sebagai tinta, pigmen ini memberikan cara baru untuk diaplikasikan ke peralatan modern, seperti pengembangan tinta keamanan baru. Meskipun kini penggunaan Biru Mesir dalam aplikasi modern masih tahap awal, kelak manusia sangat membutuhkan pigmen ini.

Baca Juga: Ransum Pembangun Piramida Mesir Kuno, Seperti Apa Menu Mereka?