Gletser di Puncak Carstensz dan Tempat Tropis Lainnya Meleleh Drastis

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 7 Juli 2021 | 10:00 WIB
Para pendaki menyusuri Lembah Kuning menuju dinding utara Carstensz Pyramid, Papua. (Agung Sutiastoro)

Gletser di daerah tropis adalah yang tercepat merespon perubahan iklim. Lantaran, posisi mereka secara geografis berada di daerah terhangat di dunia, dan merka hanya dapat bertahan hidup di ketinggian tertinggi yang sangat dingin dari iklimnya.

Saat hujan, atmosfer menghangat, mengakibatkan curahnya di sana turun bagai salju. Kini, sebagian besar jatuh sebagai hujan air yang menyebabkan es yang ada di sana mencair lebih cepat. 

"Kawasan tropis tidak lagi menopang es di ketinggian tertinggi," ujar Christopher Shuman, rekan penulis penelitian itu yang juga peneliti di NASA.

 

Baca Juga: Air Danau Raksasa Antarktika Tiba-tiba Hilang, Diduga Mengalir ke Laut

Kilimanjaro National Park. Salju dipuncak Gunung Kilimanjaro, Tanzania, yang kian terdampak memanasnya Bumi. (ALL AFRICA)

"Ini adalah interaksi antara udara hangat di bagian bawah yang mencairkan batasan bidang es, sementara ketinggian tertinggi masih cukup dingin untuk mendapatkan sejumlah hujan salju, tetapi tidak cukup untuk mempertahankan lapisan es ke dimensi dulu."

Para peneliti pun menjabarkan dampaknya pada komunitas masyarakat di sekitarnya. Pada masyarakat Papua Indonesia maupun Papua Nugini, puncak dengan gletser dianggap sebagai tempat atau kepala dewa mereka. Nemangkawi Ninggok sendiri bagi Amungme berarti puncak anak panah putih.

Pegunungan Himalaya. Perubahan iklim turut melelehkan salju di puncak-puncaknya. (Royonx/Wikimedia Commons)

Sedangkan jika gletser Quelccaya meleleh dapat menyebabkan banjir yang disebabkan sejumlah besar es akan jatuh ke danau glasial terdekat. Banjir di kawasan itu dapat menghancurkan ladang yang dimiliki para petani selama bertahun-tahun. Bahkan, sebagian dari mereka pindah untuk memulai hidup baru di kota meninggalkan desa.

Apakah kita bisa mencegahnya? Ternyata sudah terlambat, ujar Thompson. Usaha yang bisa dilakukan hanyalah mencoba memperlambat jumlah karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang dipancarkan ke atmosfer. Hal itu bisa mencegah Bumi menghangat dan menuju situasi terburuk.

Baca Juga: Gletser yang Mencair Ternyata Berisi Kotak Kayu Berusia Berabad-abad