Gerombolan Kungkang Purba Ini Tewas Karena Paparan Kotorannya Sendiri

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 12 Juli 2021 | 17:00 WIB
Penelitian terkait kematian kungkang karena paparan kotorannya sendiri, membuka pengetahuan terkait perilaku sosial mereka. (Jorge Salas International Expeditions/WWF)

 

Diperkirakan usia fosil tulang E. laurillardi bersama 102 tulang lainnya milik rusa, kuda, gompothere (spesies gajah purba), dan spesies mamalia lainnya itu berasal dari 18.000 hingga 23.000 tahun lalu.

Penelitihan terdahulu di Science Advances tahun 2019 memperkirakan penyebab kematiannya adalah akibat gunung berapi atau bencana alam, saat zaman es terakhir. Tetapi dalam sedimen tanah sekitarnya tidak ditemukan abu maupun arang.

Ada pula asumsi awal yang menganggap kematiannya karena penyakit atau serangan predator. Jika demikian, dalam penyelidikan mestinya ada pola kematian yang berbeda dari yang berusia tua terlebih dahulu yang mati.

Analisis sebelumnya menunjukkan adanya cairan aspal di sekitar mereka, tetapi itu bukanlah faktor kematian karena keracunan zat kimia tersebut. Cairan aspal itu diketahui meresap ke dalam kubangan kungkang setelah kematiannya.

 

Baca Juga: Setelah Tiba di Jamaika, Monyet Purba Menjadi Mirip Seperti Kungkang

Ragam ukuran kungkang purba dengan spesies modern dan manusia. (Preshitoric Wildlife)

Setelah menyelidik, tim penelitian yang dipimpin oleh Emily L Lindsey arkeolog dari La Brea Tar Pits & Museum ini mengungkap bahwa kematiannya disebabkan karena mereka terjebak dalam kubangan kotorannya sendiri, di tempat yang dulunya merupakan rawa-rawa purba.

Para peneliti menduga apa yang terjadi pada para kungkang purba ini memiliki perilaku yang mungkin sama dengan kebiasaan beberapa kelompok kuda nil. Kuda nil adalah hewan yang hobi buang hajat.

"Berdasarkan data dari penelitian ini, analogi modern dari kumpulan Tanque Loma E. laurillardi mungkin adalah kuda nil, yang berkumpul dalam jumlah besar di sumber air di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air untuk melindungi diri dari panas, matahari, dan serangga," tulis para peneliti di laporan.

Baca Juga: Fosil Kungkang Purba Raksasa Ditemukan di Gua Bawah Air

Fosil Eremotherium laurillardi berasal dari Georgia selatan. Temuan ini penting karena dengan tegas mengukuhkan keberadaan kungkang tanah raksasa, yang sebelumnya tidak dikenal di Amerika Serikat. (Smithsonian/NMNH)

"Pada saat kekeringan, ketika sumber air ini mulai mengering, vegetasi di sekitarnya menghilang dan kubangan menjadi semakin tercemar dengan bahan feses kuda nil, menyebabkan dampak merugikan yang signifikan pada ekosistem daerah aliran sungai."

Petunjuk yang memperkuat hasil kotoran milik para kungkang purba malang yang membunuh mereka sendiri, tim juga menemukan sisa tanaman di lapisan fosil tulang mereka. Zat ini bukan berasal dari tanaman hidup, melainkan dari yang dicerna lalu dikeluarkan sebagai kotoran.

Di masa lalu E. laurillardi adalah kungkang tanah raksasa yang pernah menjadi salah satu vertebrata besar paling umum yang hidup di benua Amerika. Dalam penelitian sebelumnya bahkan diketahui spesies ini panjangnya dapat mencapai 5,8 meter.

Mereka tersebar lebih luas dari kungkang masa sekarang, mulai dari pesisir Atlantik Amerika Utara, sekitar Teluk Meksiko, hingga Brazil selatan.

Kungkang purba telah punah 11.000 tahun yang lalu, dan penelitian ini menjawab perilaku dan struktur sosial mereka.

Baca Juga: Dimakan Manusia, Penyebab Kepunahan Kungkang Raksasa di Zaman Es