Habis Karst Terbitlah Nestapa

By , Jumat, 24 April 2009 | 13:21 WIB

Dengan dibangunannya pabrik semen ini, selain menambah pundi penghasilan Tuban, Haeny berharap bahwa program inpres desa tertinggal (IDT) yang sedang getol ia genjot akan mulus berjalan—baik dari segi produk maupun lingkungan. Masyarakat sekitar tambang akan mendapat perhatian dari pabrik semen. “Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar pabrik,” katanya saat ditemui di kantor anyarnya di jantung Kota Tuban.

Di Desa Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, seorang perempuan muda bernama Surkati terus membungkuk. Kedua tangannya sigap mencerabut pokok-pokok kacang. Sekali angkat, daun, batang, hingga kacang tercerai dari tanah. Secepat ia mencabut, secepat itu pula Surkati melempar tanaman kacang dalam genggaman ke wadah anyaman bambu yang menempel di punggung. Di sisinya, berjajar lima gadis seusia, melakukan hal yang sama. Mereka bergerak serentak seperti berlomba dengan gelincir matahari yang bergerak ke barat.

Seluruh keluarga Surkati menggantungkan hidupnya dari bertani. Sepanjang hidupnya yang kini 21 tahun, Surkati paham betul, hamparan tanah yang ada di desanya sangatlah subur. Makanya, dirinya bingung saat mendengar kabar akan dibangun pabrik semen di atas ladang keluarganya. Tidak itu saja, nyaris seluruh penduduk desa harus direlokasi.

“Bagaimana nasib saya kalau kami harus pindah?” kata gadis berkulit legam ini. Kegalauan ternyata bukan milik Surkati seorang. Hampir 320 kepala keluarga desa Sukolilo berpendar pertanyaan yang sama.!break!

Adalah pabrik PT Semen Gresik Tbk yang tertarik kepada lokasi tambang di lereng Gunung Kendeng ini. Rencananya, mereka beroperasi pada 2012 dengan kapasitas 2,5 juta ton. “Kami tidak akan mengeksekusi sebelum verifikasi status pemilik lahan tuntas,” kata Syaifuddin Zuhri, humas PT Semen Gresik Tbk. Pabrik akan dibangun di empat kecamatan—Sukolilo, Kayen, Gabus, dan Margorejo—dan tiga belas desa dengan total luas 1.560 hektare.

Apabila mengacu pada Keputusan Menteri Eenergi dan Sumber Daya Mineral nomor: 1456 K/20/MEM/2000, tentang Pedoman pengelolaan Kawasan Karst, sebenarnya calon lokasi tambang itu terletak pada kriteria karst kelas I lantaran menyimpan cadangan air bawah tanah yang permanen. Kenyataan ini didukung oleh temuan Pusat Studi Manajemen Bencana UPN (Universitas Pembangunan Nasional) “Veteran” Yogyakarta dan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta.

Dalam bentang karst Kendeng terdapat 33 sumber mata air yang memagari kawasan karst Grobogan. Sebanyak 79 mata air lain mengelilingi karst Sukolilo Pati. Seluruh mata air bersifat parenial—terus mengalir dalam debit yang konstan—pada musim kemarau sekalipun. Bahkan saat permukaan Bumi kering-kerontang, 38 sumber air yang ada di kawasan Sukolilo berdebit 1.000 liter per detik. Cukup untuk memenuhi kebutuhan 7.882 kepala keluarga di Kecamatan Sukolilo. Begitulah. Dalam pengelolaannya, kawasan karst Indonesia sebenarnya telah memiliki sederet rambu-rambu hukum. Sayang, pada tahapan realisasinya masih jauh panggang dari api.

Mengacu pada Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, kawasan karst dibagi ke dalam tiga kriteria yakni kawasan karst kelas I, II, dan III. Yang boleh ditambang hanyalah kawasan karst kelas III. “Tapi realisasinya semua kawasan karst sepertinya digiring masuk kelas III,” ucap Cahyo Alkantana, ketua Hikespi.!break!

Seperti bakal lokasi tambang PT Semen Gresik di Sukolilo, kondisi serupa juga terjadi di Tuban. Tepatnya di empat desa yang akan menjadi lokasi dibangunnya pabrik semen milik Holcim. “Sekurangnya ada 50 mata air yang terserak di sana,” kata Muhamad Nafik, anggota Hikespi Tuban. Air memang menjadi satu aspek penting yang menjadi keniscayaan pada kawasan karst. Perilaku air di kawasan karst membentuk sistem hidrologi yang rumit, sekaligus khas. Air karst bergerak melalui sistem retakan celah-celah gua.

Hampir seluruh masyarakat di sekitar karst menggantung hajatnya pada sumber daya alam ini. Di gugusan Gunung Sewu, Jawa Tengah, setidaknya terdapat 217 sumber mata air. Di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, seluruh kebutuhan air masyarakat di dua kabupaten tersebut disuplai dari karst. Sementara itu, di sisi lain, pabrik semen baik besar maupun kecil kerap menyedot air karst untuk keperluan operasional. “Air karst sangat rentan polusi,” jelas Bambang Sunarto, seorang ahli hidrologi karst.

Di Indonesia, kawasan karst mencakup 20 persen seluruh daratan yang ada. Menurut laporan yang dibuat Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (Hikespi), kawasan karst ditemukan di hampir seluruh pulau besar di Indonesia. Sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut bahwa sedikitnya 15,4 juta hektare kawasan batuan gamping terpendam di pelosok Indonesia. Sekitar 70 persen kandungan bahan tambang ini terperangkap dalam bentang alam karst.

Apabila melihat data dari Departemen Pertambangan dan Energi yang memperkirakan, Indonesia memiliki cadangan bahan tambang batuan kapur sebanyak 28 miliar ton. Ini belum termasuk bahan-bahan lain yang terbentuk bersamaan batuan kapur. Aset yang menggiurkan buat ditambang. !break!