Selain itu, dari berbagai contoh material yang diambil pada luasan yang lebih besar, 10 kali 8 kilometer, informasi yang diperoleh pun sama. Helmy menemukan lapisan yang hampir seragam, yaitu lempung dengan kandungan serbuk sari tanaman air. Inilah yang membuat dia menyimpulkan, danau Borobudur menggenangi kawasan ini pada kurun 22.000 hingga 660 tahun silam. Sementara itu, Borobudur dibangun oleh Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada sekitar 800-an Masehi atau sekitar 1.200-an tahun lampau.!break!
Dengan mengacu pada pola pembangunan tempat suci yang lain, Helmy yakin Candi Borobudur dibangun di sebuah tanjung yang menjorok ke danau. “Pura hindu di Tanah Lot Bali itu kan candi yang dibuat di atas tanjung, tapi mengarah ke laut. Nah Borobudur dibuat seperti itu,” katanya.
Temuan Helmy jelas merupakan langkah baru, tetapi tampaknya masih banyak mozaik yang harus dilengkapi dan digenapi, khususnya menyangkut bangunan “teratai di tengah danau”.
Susunan bata kuno itu memanjang dari arah timur ke barat. Warnanya coklat kehitaman, panjangnya tak kurang dari 25 meter dengan ketebalan fondasi sekitar setengah meter. Sisa-sisa pecahan tembikar terserak di sekitar dinding fondasi. Temuan yang berlokasi di kaki bukit Candi Borobudur ini adalah hasil ekskavasi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur pada 1997. Jika dilihat dari perspektifnya, tanah di sekeliling fondasi dengan dataran dalam kompleks candi Borobudur seperti dibangun selevel.
Pada tahun 1973, para mahasiswa arkeologi Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada menggali 200 kotak galian di halaman atas Candi Borobudur. Hasilnya, ditemukan sisa fondasi struktur batu sepanjang 53 cm membujur utara-selatan pada lokasi kira-kira 28 meter di sebelah timur dari tangga timur candi.
Tak jauh dari tempat itu ditemukan stupika--stupa berukuran kecil--berjumlah 2.307 buah dan 252 tablet, berdiameter 6-12 sentimeter dengan permukaan yang dicap gambar Buddha. Kedua benda ini berbahan tanah liat yang tidak dibakar tapi dikeringkan di terik matahari (sun dried). !break!
Tidak itu saja, di sebelah barat laut candi Borobudur juga ditemukan fondasi. Kali ini beserta sejumlah paku, besi, pecahan gerabah dan tembikar halus, guci, keramik China dinasti Tang, abad ke-9 seusia dengan Borobudur, cermin perunggu, dan sebuah genta. “Ini menunjukkan kemungkinan adanya vihara untuk para bhiksu pengelola candi yang terletak di luar halaman candi,” jelas Marsis Sutopo, kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
Tidak hanya di kaki bukit candi, sepuluh kilometer jauhnya, tepatnya di dusun Ngrajek, Mungkid--sebelah utara Candi Borobudur--sisa fondasi lain ditemukan. Fondasi bata ini ditemukan saat penduduk akan membangun rumah. Tidak hanya sisa fondasi, di sekitarnya juga ditemukan batu berelief, arca Nandi--seekor lembu dalam mitologi agama Hindu--serta sejumlah artefak.
Karenanya, pada 2002, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur melakukan penelitian lapangan soal penemuan tersebut. Tujuannya mencari jejak situs purbakala di sekitar Candi Borobudur. Khususnya di dataran rendah Kedu yang mengelilingi Candi. Mereka berbekal buku Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch Indie, ROD ( 1914)--laporan penelitian Belanda soal temuan situs Hindu di sekitar Borobudur, serta survei lapangan dan penggalian cepat yang dilakukan hampir setahun.
Hasilnya, ditemukan sebaran situs terserak hingga 9 kecamatan-- Muntilan, Dukun, Mungkid, Sawangan, Salam, Srumbung, Borobudur, Tempuran, dan Salaman--seperti mengepung Candi Borobudur, dengan radius hingga 15 kilometer dari poros, Candi Borobudur. “Diperoleh data arkeologis berupa 14 situs Hindu, 4 situs Buddha, 26 diduga situs, dan 32 nonsitus,” jelas Marsis.
Percandian di sekitar Borobudur ini diperkirakan dibangun semasa dengan Candi Borobudur. Yakni abad ke 8-9 Masehi. “Jadi agak sulit menerima Borobudur dikepung danau saat dibangun,” kata Marsis. Apa lagi tidak ditemukan satu data arkeologis-pun seperti tinggalan prasasti yang menyebut soal danau. Padahal, kala itu, masyarakat pembangun Borobudur sudah melek huruf.!break!
Borobudur sendiri sebenarnya banyak disebut di sejumlah prasasti. Baik prasasti yang seusia dengan masa pembangunan candi atau prasasti yang ditulis ratusan tahun setelah Borobudur berdiri.