Permata di Dua Mahkota

By , Jumat, 1 April 2011 | 14:03 WIB

Toskavat, kata kerja, yang berarti merindukan. Toska, kata benda, adalah kerinduan, lebih gelap daripada nostalgia, hampir seperti depresi. Budaya Rusia tertanam dalam ukiran toska. Ketika dalam drama Three Sisters, karya Anton Chekhov (yang memiliki rumah dacha di Krimea), tokoh Irina berkata penuh damba, "Alangkah ingin aku ke Moskwa, ke Moskwa!" itulah toska. Andai Sevastopol, yang 70 persen penduduknya beretnis Rusia, bisa berbicara, kubayangkan kota itu juga berkata, ke Moskwa, ke Moskwa. Dalam jajak pendapat 2009 oleh Razumkov Centre, sebuah badan perencana strategi yang terkemuka di Ukraina, hampir sepertiga responden Krimea menyatakan ingin wilayahnya  melepaskan diri dari Ukraina dan menjadi bagian Rusia.!break!

Dalam beberapa hal, Krimea memang masih bagian Rusia. Tapi bukan hanya Rusia. Krimea boleh dibilang mirip Uni Soviet lama: arsitektur gaya Bunker Beton Awal, badan kapal laut berkarat dari kapal perang Rusia di pelabuhan, liontin palu-arit di gerbang besi Taman Primorsky. Sikapnya juga mirip. Kasar, kaku, tanpa humor: pusing sisa mabuk Soviet yang terburuk. Krimea bisa saja direnggut dari Uni Soviet; tetapi sulit merenggut sifat-sifat Uni Soviet dari Krimea. Saat saya bertanya kepada Yelena Nikolayevna Bazhenova, direktur perusahaan wisata berbasis di Sevastopol, mengapa Krimea yang berpantai indah tidak dikunjungi banyak turis, dia ragu sejenak. "Kami tidak terbiasa menyapa orang sambil tersenyum," dia akhirnya berkata.

Krimea juga berbicara seperti orang Rusia. Bahasa resminya memang bahasa Ukraina, tetapi bahasa pengantar menggunakan bahasa Rusia, bahkan di balai kota. Di 60 sekolah menengah di Sevastopol, hanya satu yang sepenuhnya berbahasa pengantar Ukraina.

Anomali sejarah telah merenggut Krimea dari Rusia, menyebabkan Moskwa juga mengalami toska. Seperti kata mantan wakil menteri luar negeri Rusia kepada Steven Pifer, mantan duta besar A.S. untuk Ukraina: "Otakku tahu Ukraina adalah negara merdeka. Namun hatiku sulit menerimanya." Daftar harta Rusia di Krimea: kebun anggur di Massandra dan Inkerman; sampanye sewarna batu mirah; Yevpatoriya dan Feodosiya, sanggraloka kesehatan berair asin di pesisir barat dan timur; Yalta dan Foros, yang terputihkan matahari di pantai selatan; kebun persik, ceri, dan aprikot yang lebat; ladang gandum yang menguning.

Akhirnya, pelabuhan yang tak pernah membeku. Tidak seperti Rusia, Krimea dikaruniai cuaca hangat. Enam puluh lima persen Rusia diliputi bunga es abadi. Krimea tidak. Seperlima Rusia berada di atas Lingkaran Arktika. Krimea tidak. Pada bulan Februari, saat suhu -10°C di Moskwa, di Yalta mungkin 6°C. "Rusia perlu surga," tulis Pangeran Grigory Potemkin, jenderal dan kekasih Katarina Agung, untuk mendesak pelaksanaan aneksasi. Hampir setiap negara Eropa mengambil seiris Asia, Afrika, dan Amerika untuk piring kolonialnya; Rusia tidak berbeda dalam seleranya berekspansi. Pada 1783 Katarina menyatakan Krimea akan selamanya milik Rusia, menambahkan 46.000 kilometer persegi bagi kekaisarannya, memperluas perbatasan ke Laut Hitam, memuluskan jalan untuk kebangkitan Rusia sebagai kekuatan di laut. Rusia telah merebut surga bagi dirinya.!break!

Surga itu tetap menjadi milik Rusia selama 208 tahun, hingga keruntuhan Uni Soviet. Dengan munculnya negara-negara merdeka baru, aset bekas kekaisaran itu—termasuk pangkalan militernya—menjadi milik negara-negara tersebut. Tetapi, wilayah rampasan Katarina tidak dilepaskan begitu saja. Rusia memang tidak memiliki banyak pilihan, tapi cukup untuk tawar-menawar.

"Kami sangat tergantung pada minyak dan gas Rusia," seorang pejabat Ukraina menjelaskan. "Kami berutang ke Rusia sekitar satu miliar dolar AS. Tekanannya sangat besar." Kedua negara itu mengatur kesepakatan pada 1997. Armada boleh tetap di sana sampai 2007. Utang Ukraina diputihkan puluhan juta dolar. Tahun lalu pemerintah pro-Rusia, yang dipimpin Presiden Viktor Yanukovych yang baru terpilih, memperpanjang kontrak ini 25 tahun lagi. Sekali lagi, migas memuluskan kontrak. Sebagai imbalan, Rusia memberi Ukraina, yang masih tenggelam dalam utang, diskon 30 persen untuk gas alam.

Seperti biasa reaksinya terbelah antara wilayah timur dan selatan Ukraina yang berbahasa Rusia dan wilayah barat yang memiliki nasionalisme Ukraina yang kuat.

Galina senang. Angkatan Laut sudah mendarah daging di keluarganya. "Cucuku masuk akademi militer St. Petersburg. Suamiku perwira angkatan laut. Nenekku penjahit seragam pelaut. Aku besar di rumah pahlawan di kota pahlawan."!break!

Kota pahlawan, altar perang. Ada 2.300 monumen di Sevastopol; kota itu sendiri seperti altar. Pada 1945, kota itu dianugerahi penghargaan Orden Lenina oleh Uni Soviet dan dinamai Kota Pahlawan karena bertahan selama 247 hari saat dikepung Jerman pada Perang Dunia II. Hampir seabad sebelumnya, kota itu dikepung 349 hari oleh tentara Prancis, Inggris, dan Turki dalam Perang Krimea.

Hati-hati: sejarah Krimea menyiratkan bahwa kepemilikan suatu tempat, terutama surga, tidak pernah kekal, dan orang salah jika berpikir lain. Krimea telah sering berganti tangan, dari bangsa Scythia ke bangsa Yunani ke bangsa Romawi, Goth, Hun, Mongol, dan Tatar. Bangsa Tatar, yaitu Muslim Turk yang bermigrasi dari stepa Erasia pada abad ke-13, diincar secara brutal oleh Joseph Stalin dan mengalami deportasi massal.

Selama tiga hari pada Mei 1944, milisi Soviet menggedor pintu bangsa Tatar, mengumpulkan semua keluarga, menyuruh mereka berkemas, dan mengusir mereka ke Asia Tengah—seluruhnya sekitar 200.000 jiwa. Hampir setengahnya tewas akibat sakit atau kelaparan. "Aku masih kecil pada malam mereka datang," kata Aydin Shemi-zade, profesor pensiunan berusia 76 tahun dari Moskwa. "Aku ingat meraih tas sekolah yang tergantung di dinding. Tentara merebutnya dari tanganku." Suaranya pecah. Baru 20 tahun kemudian dia bisa melihat kampung halamannya lagi.