Gaun Tertua Sejagat, Tren Busana 5.000 Tahun Silam asal Mesir Kuno

By Mahandis Yoanata Thamrin, Sabtu, 24 Juli 2021 | 16:00 WIB
Gaun Tarkhan. busana Mesir berusia 5.000 tahun ini memberikan sekilas gambaran tren dalam mode beribu-ribu tahun lampau. Bagaimana bisa sampai ke London? (Petrie Museum of Egyptian Archaeology/University College London)

 

Nationalgeographic.co.id—Flinders Petrie (1853-1942) kerap disebut-sebut sebagai seorang yang berjasa atas penelitian arkeologi di Mesir dan Palestina. Ahli arkeologi dan budaya Mesir kuno asal Inggris itu dikenal sebagai sosok yang memberikan kontribusi berharga pada teknik dan metode penelitian arkeologi.

Dia memberikan teladan untuk penggalian lapangan dan metode penanggalan yang memungkinkan rekonstruksi sejarah dari sisa-sisa budaya kuno.

Pada 1880, Petrie memulai survei dan penggalian Piramida Besar di Giza, yang memulai empat dekade penjelajahannya di Timur Tengah. Petrie menerbitkan Methods and Aims in Archaeology, karya definitif pada masanya, di mana ia dengan gamblang mendefinisikan tujuan dan metodologi yang lebih praktis pada 1904. Banyak orang mengenang perkataannya bahwa hasil penelitian tergantung pada kepribadian arkeolog, yang selain memiliki pengetahuan luas, juga harus memiliki rasa ingin tahu yang tak terpuaskan.

Sir William Matthew Flinders Petrie (3 Juni 1853 - 28 Juli 1942). Ahli Mesir Kuno Inggris dan pelopor metodologi sistematis dalam arkeologi dan pelestarian artefak. Foto sekitar akhir abad ke-19. (THE PETRIE MUSEUM OF EGYPTIAN ARCHAEOLOGY)