Petrie memimpin penelitian di sekelompok makam Mastaba di Tarkhan pada 1912. Lokasinya sekitar 60 kilometer sisi selatan Kairo. Timnya mengamati, merekam, menggali, dan memetakan secara sistematis permakaman Dinasti Awal itu. Ketika memasuki ruang permakaman dia menyadari bahwa isinya telah dijarah. Namun, ada yang tidak dibawa oleh para penjarah: sejumlah kain linen di bawah pasir yang tersimpan di samping beberapa toples batu putih, tutup panci, dan gagang kayu untuk peralatan.
Saat itu temuan kain linen dianggap tidak berharga oleh sebagian besar arkeolog. Akan tetapi, Petrie menyimpan semua bukti material dan artefak itu. Dia yakin kelak artefak itu dapat menjelaskan kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno.
Janet Johnstone, anggota Friends of the Petrie Museum, mengungkapkan kisah temuan kain linen itu dalam catatannya bertajuk “Lost and found: The Rediscovery of the Tarkhan Dress”. Tulisan Janet itu terbit dalam kumpulan tulisan buku The Petrie Museum of Egyptian Archaeology: Characters and Collections.
Baca Juga: Berusia 4.500 Tahun, Patung Kayu Bermata Kristal Ditemukan di Mesir
“Bundel linen yang diselamatkan dari Mastaba 2050 dikemas dengan temuan lain dan dikirim kembali ke UCL untuk analisis lebih lanjut,” tulis Janet, “ yang tidak tersentuh selama enam puluh lima tahun.” Kini, kain itu berada di The Petrie Museum of Egyptian Archaeology di London, yang menjadi bagian dari University College London Museums and Collections.
Sejak Petrie menemukannya, kain linen itu terjalin dalam bundel kain kotor dan terabaikan selama beberapa dekade. Manurut Janet, kain itu baru ditemukan kembali oleh Rosalind Janssen, Asisten Kurator di Museum Petrie dan ahli tekstil, pada 1977.
Baca Juga: Temuan Makam Ungkap Kehidupan Pekerja Piramida di Mesir Kuno
Janet melukiskan gaun berlengan panjang itu memiliki lengan berlipit dan berkorset. Berleher “V” dan hanya terbuat dari tiga potong linen tenunan tangan yang kuat. Coraknya hanya garis abu-abu pucat alami. Gaun itu mirip dengan rancangan pakaian di butik busana modern.
“Ujungnya tidak ada sehingga kami tidak tahu apakah gaun itu pendek atau panjang,” ungkapnya, “tetapi ukurannya akan menunjukkan bahwa gaun itu cocok untuk remaja muda atau wanita langsing.”
Gaun Tarkhan, di sisi lain, adalah trend mode Mesir kuno yang jarang ditemukan. Sejumlah pakaian dari usia yang sama telah bertahan sampai hari ini, tetapi hanya untuk membungkus atau disampirkan ke seluruh tubuh. Sementara beberapa potong pakaian awal terbuat dari serat tanaman atau kulit binatang.
Baca Juga: Arkeolog Menemukan Mumi Putri Bertato Berusia 2.500 Tahun di Siberia