Wilayah burung kasuari yang dinamai Dad berada di dekat Kuranda, sebuah kota kecil di bukit tidak jauh dari Cairns; dia telah tinggal di sana selama setidaknya 30 tahun. Wilayahnya meliputi sepetak hutan lebat, jalan, dan taman Cassowary House, penginapan tempat saya tinggal selama beberapa hari. Dan ketika saya duduk minum kopi di beranda, Dad dan tiga anaknya berjalan santai di halaman.
Balung Dad terlihat miring dan agak berkerumuk. Piyiknya, berumur sekitar empat minggu dan hampir setinggi lutut, membuat suara ciap ciut yang lucu sambil berlari ke sana kemari. Kasuari jantan itu lebih banyak diam—tetapi sesekali dia mengatupkan kedua paruhnya, membuat bunyi ketak yang keras. Dia juga bersendawa. Dan terkadang ia berdebum.
Pembawaan anak-anaknya terlihat jelas perbedaannya. Ada satu yang berjiwa petualang, dan berkeliaran jauh dari keluarganya. Anak yang lain pemalu, dan selalu dekat dengan Dad. Yang satu ini sering mencari perhatian bapaknya. Sesekali keduanya menyentuhkan ujung paruhnya—ciuman kasuari?—tetapi kontak ini tampaknya merupakan keinginan sang anak, bukan sang bapak.!break!
Dad dan piyik-piyiknya sepertinya punya semacam rutinitas. Keluarga itu mencari makan di pagi hari, istirahat selama siang hari yang panas, dan makan lagi menjelang senja. Kadang-kadang keluarga ini juga mandi ke sungai. Seekor burung pemangsa—elang alap—bersarang di pohon tinggi tidak jauh dari sini, dan keluarga kasuari itu sering berhenti di bawahnya untuk melihat kalau-kalau ada makanan—bangkai kadal atau mungkin ular—yang terjatuh. Jika ada, itu jadi santapannya.
Namun, umumnya kasuari makan buah. Dalam satu hari, seekor kasuari dewasa makan ratusan buah-buahan. Kasuari hanya mencerna makanan yang lunak sehingga biji-bijian keluar bersama kotorannya dalam keadaan utuh. Jadi, saat kasuari berkeliaran di wilayahnya, makan, minum, mandi, dan buang kotoran, hewan ini memindahkan benih dari satu bagian hutan ke bagian yang lain. Burung ini juga memindahkan benih ke atas bukit dan ke seberang sungai. Singkat kata, dia memindahkan benih dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh gravitasi. Kasuari menjadi sarana efektif dalam penyebaran benih.
Dan bagi banyak pohon, burung kasuari merupakan satu-satunya sarana penyebaran. Australia memang memiliki pemakan buah lainnya—burung kecil, kelelawar, dan hewan berkantong seperti kanguru-tikus, tetapi hewan-hewan ini terlalu kecil untuk membawa buah-buahan besar dalam jarak jauh. Dan di hutan hujan, banyak pohon menghasilkan buah-buahan besar dan berat dengan biji yang juga besar dan berat, karena benih tersebut tumbuh lebih baik di keremangan dasar hutan.
Sambil berkeliaran, makan buah dan menyebarkan benih, hewan juga menciptakan hutan masa depan: Hewan tersebut memberikan tempat tumbuh yang baru bagi tanaman. Dengan demikian, sebagai pemakan buah terbesar, kasuari juga merupakan arsitek terbesar di hutan itu.
Burung ini juga membantu beberapa tanaman berkecambah. Ryparosa kurrangii, misalnya, adalah pohon yang hanya terdapat di sebuah kawasan kecil di hutan hujan pesisir Australia. Penelitian menunjukkan bahwa tanpa dicerna kasuari, hanya 4 persen dari biji Ryparosa yang berkecambah; setelah dicerna kasuari, 92 persen yang tumbuh. (Penyebab pasti perbedaan sebesar ini masih belum diketahui.)
Jadi, jika kasuari sampai punah, struktur hutan akan berangsur-angsur berubah. Beberapa spesies pohon tidak akan tersebar seperti sebelumnya, sementara beberapa spesies bahkan mungkin turut punah. Sungguh patut disayangkan. Hutan hujan di ujung utara Australia, seperti Daintree, adalah sisa dari superbenua purba Gondwana.
Artinya, banyak tumbuhan di sana yang merupakan turunan dari tumbuhan yang hidup di hutan hujan yang dahulu menutupi sebagian besar wilayah Australia dan Antartika. Ini terjadi sekitar 100 juta tahun silam ketika kedua benua itu masih menyatu. Dengan demikian, tempat ini merupakan sebuah museum hidup yang mempertunjukkan berbagai jalur evolusi.
Sayangnya, saat ini hutan aslinya sudah berkurang dibanding sebelumnya. Dan seiring menyusutnya hutan, berkurang pula kasuari.!break!
Berapa banyak yang tersisa? Para ahli biologi kasuari sulit bersepakat mengenai jawabannya. Di Australia burung ini tergolong terancam punah; kebanyakan memperkirakan jumlahnya sekitar 1.500 sampai 2.000 ekor. Namun, ini cuma kira-kira: Tak ada yang tahu pasti.