Tetapi, sebenarnya tidak tak terhingga. Tak ada yang abadi, lubang hitam pun tidak. Stephen Hawking, sang ilmuwan Inggris, membuktikan bahwa lubang hitam itu bocor—kebocoran itu disebut 'radiasi Hawking'—dan setelah cukup waktu berlalu, ia akan menguap seluruhnya.
sementara pengamat luar tidak akan melihat kita jatuh ke dalam lubang hitam, apa yang terjadi pada kita? Sgr A* begitu besar sehingga cakrawala peristiwanya terletak 13 juta kilometer dari pusatnya. Mungkin di sana ada tembok api, dan saat mencapai cakrawala peristiwa, kita langsung terbakar habis.
Namun, teori relativitas umum memperkirakan bahwa saat kita menyeberangi cakrawala peristiwa, akan terjadi hal lain: Tak terjadi apa-apa. Kita lewat saja, tanpa menyadari bahwa kita telah hilang bagi alam semesta. Sering dikatakan bahwa lubang hitam memiliki dalam tak terhingga, tetapi ini tidak benar. Dasarnya ada. Namun, kita sudah mati sebelum sempat melihatnya. Saat kita jatuh, gravitasi akan semakin kuat. Tarikan pada kaki, kalau kita jatuh dengan kaki di bawah, akan jauh lebih besar daripada tarikan pada kepala sehingga kita akan meregang sampai putus. Para fisikawan menyebut peristiwa ini "terspagetikan" atau "menjadi spageti".
Tetapi, keping-keping tubuh kita akan sampai ke dasar. Di pusat lubang hitam terdapat misteri yang disebut 'singularitas'. Jika singularitas kelak dapat dipahami, itu akan menjadi salah satu terobosan ilmiah terbesar dalam sejarah. Pertama, kita perlu menciptakan teori baru—yang melampaui relativitas umum Einstein, yang menentukan gerak bintang dan galaksi. Lalu kita perlu melampaui mekanika kuantum, yang memperkirakan apa yang terjadi pada partikel mikroskopis. Kedua teori ini bisa mewakili realitas, tetapi di tempat ekstrem, seperti di dalam lubang hitam, keduanya tidak berlaku.
Singularitas dibayangkan berukuran amat sangat kecil. Lebih dari kecil: Jika singularitas diperbesar satu triliun triliun kali, mikroskop terkuat di dunia tetap tidak bisa melihatnya. Tetapi, ada sesuatu di situ, setidaknya dari segi matematika. Sesuatu yang bukan hanya kecil, tetapi juga amat sangat berat. Tak usah repot berusaha memahaminya. Sebagian besar fisikawan berkata, ya, lubang hitam ada, tetapi bagaikan brankas sempurna. Mustahil dibobol. Kita tak akan pernah tahu isi singularitas.
Tetapi, segelintir pemikir non-ortodoks berpendapat lain. Beberapa tahun belakangan ini kalangan fisikawan teori semakin menerima pemikiran bahwa alam semesta kita bukanlah satu-satunya. Sebaliknya, kita tinggal di tempat yang disebut 'multiverse'—kumpulan alam semesta, masing-masing gelembung terpisah dalam bika ambon realitas. Ini sangat spekulatif, tetapi mungkin saja bahwa untuk melahirkan alam semesta baru, kita perlu mengambil materi dari alam semesta yang ada, memadatkannya, lalu menyekatnya.
Mirip dengan pembahasan di atas, ya? Lagi pula, kita sudah tahu apa yang terjadi pada setidaknya satu singularitas. Alam semesta kita dimulai, 13,8 miliar tahun yang lalu, dalam ledakan besar raksasa. Sesaat sebelumnya, segala sesuatu dimuat dalam titik yang sangat kecil dan sangat padat—sebuah singularitas. Mungkin multiverse itu ibarat pohon ek. Sesekali ada biji ek lepas, jatuh ke tanah ideal, dan tiba-tiba bertunas. Demikian pula singularitas, benih alam semesta baru. Dan seperti tunas ek, kita tidak pernah mengirim surat terima kasih kepada ibu kita.
Bukti tentang kemungkinan isi lubang hitam cukup meyakinkan. Coba lihat ke kiri, lihat ke kanan. Cubit diri sendiri. Lubang hitam mungkin berasal dari alam semesta lain. Tetapi, mungkin kita sedang tinggal di dalamnya.