Azwar Hadi Nasution, Ketua Bidang Koleksi Bank Benih pada Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), menyodorkan sebutir benih padi yang ia jepit di antara ibu jari dan telunjuknya ke muka saya. Saya amati butiran itu lekat-lekat. Benih berbentuk gabah yang masih berkulit itu tak pernah saya lihat sebelumnya: ada sebuah benda serupa rambut hitam legam di ujungnya. Menjulur cukup panjang bagai rambut manusia.
“Ini namanya padi Bulu Hitam Ketan,” ujar Azwar mengenai salah satu koleksi benih yang baru ia keluarkan dari stoples. Beberapa saat sebelumnya, ia semprotkan tangannya dengan cairan disinfektan. Di sampingnya, terdapat puluhan stoples berisi benih padi koleksi AB2TI, yang berlokasi di Bogor.
“Ini jenis padi, tetapi setelah dimasak, rasanya manis seperti ketan,” jelasnya kepada saya. Padi berambut sehelai ini memiliki pertahanan diri yang hebat. Rambut hitamnya itu membuat burung-burung yang berniat menyantapnya, tersedak. Ditambah lagi, juluran rambutnya itu akan menjadi lengket jika terkena air.
!break!Ia juga memamerkan padi Laut Tawar, padi yang bisa ditanam di daerah basah, juga tahan salinitas walau menurutnya belum teruji secara penuh. Selain itu ada pula padi Rojolele Hitam dengan benih berwarna hitam dan berambut, yang digunakan pula sebagai persembahan di Jawa Tengah dan memiliki umur panjang.
“Padi tahan wereng biasanya adalah padi dengan cangkang yang keras,” jelas Andreas Dwi Santosa, Ketua Umum AB2TI yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian IPB. Tetapi dilema yang muncul adalah, petani menjadi sulit melakukan proses penggilingan. Dengan tekanan yang keras untuk menghancurkan cangkangnya, risiko beras ikut hancur, semakin besar.
“Padi merah putih ini amat sangat unik,” ujarnya membuka pembicaraan mengenai benih yang ditemukan di salah satu reruntuhan candi di Klaten ini. Kabarnya, benih ini berasal dari abad ketujuh, terawetkan dengan baik di dalam wadah batu di perut candi.
“Setelah kami teliti, masih belum murni. Jadi produknya ada masih ada yang 25 persen merah semua, 25 persen putih semua, sedangkan 50 persen merah dan putih,” papar Andreas. Ini berarti, di dalam satu butir beras, bagian atasnya memiliki rona merah, sedangkan bagian bawahnya memiliki rona putih. Hal inilah yang ia sebut amat unik. Para petani ini gagal menanam padi tersebut di tempat mereka, tak lagi tersisa. Andreas merasa amat bersyukur bahwa benih-benih itu masih terselamatkan di ruang koleksi.
Di lain pihak, ia sempat patah arang karena tak bisa menumbuhkan benih tersebut. Ia takut kekayaan Indonesia itu bisa lenyap di tangan mereka. Namun setelah bekerja keras, akhirnya padi merah putih pun tumbuh. Saya melihat dedaunannya menjulur dari ember-ember kusam di bawah naungan paranet yang terletak di halaman.
!break!PENDUDUK DUNIA semakin bertambah. Pada 2050, diproyeksikan akan ada sembilan miliar penduduk yang tentunya butuh makan. Menurut 2014 Global Hunger Index: The Challenge of Hidden Hunger yang dihasilkan oleh Welt Hunger Hilfe, International Food Policy Research institute, dan Concern Worldwide, hidden hunger atau kelaparan semu ini biasanya tak menjadi perhatian atau tertutup oleh kasus kelaparan dan terkait dengan kurangnya energi atau disebut juga defisiensi nutrien mikro.
Kini, sekitar dua miliar orang di dunia mengalami kelaparan semu. Mereka kekurangan vitamin dan mineral, bahkan kasus obesitas termasuk di dalamnya. Selain itu, kurang gizi, penyerapan gizi yang tak baik, kebutuhan nutrisi mikro yang kurang selama masa kehamilan, menyusui ,dan saat bayi, termasuk penyebab kelaparan semu ini.
Di lain pihak, ActionAid, sebuah organisasi nirlaba yang terfokus pada pengentasan kemiskinan dan bergerak di seantero dunia, mengatakan dalam laporan Rising to the Challenge: Changing Course to Feed the World in 2050 bahwa untuk memberi makan dunia, kita harus meningkatkan produksi pertanian hingga 60 persen.
Padahal, ada banyak hal yang mengancam keberadaan benih varietas lokal ini. Menurut catatan FAO, 75 persen varietas tanaman pangan manusia tak lagi ada. Kepunahan mengancam jenis pula jenis pangan lainnya. Sementara Croptrust, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang penyelamatan keanekaragaman pangan menyatakan, enam persen dari keluarga hasil pertanian serealia (gandum, jagung, beras, sorgum dan lainnya) terancam, demikian pula delapan belas persen spesies kacang-kacangan dan tiga belas persen spesies keluarga kentang, tomat dan terung.
Peralihan fungsi lahan dari pertanian yang berubah menjadi perumahan, adalah salah satunya. Saat tanah pertanian hilang, atau suatu tanaman pangan tak lagi populer dan dilirik oleh orang banyak, petani tak akan kembali menanam tanaman tersebut.
Menurut Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen), di bawah Kementerian Pertanian, Semakin intensifnya penggunaan varietas-varietas unggul baru tanaman pertanian tanpa diimbangi dengan upaya mempertahankan penggunaan varietas lokal juga telah menambah percepatan terjadinya apa yang mereka sebut sebagai erosi genetik plasma nutfah. Hal yang mengancam keberadaan benih-benih yang ditunjukkan oleh Azwar kepada saya.
!break!“INILAH PERLUNYA bank benih,” tegas Andreas, di tengah hujan yang mendera kantornya. Menurutnya, jika benih tidak diperhatikan hanya dalam waktu satu tahun saja, kemungkinan lenyapnya amatlah tinggi. Dimakan rayap, penyimpanan tidak tepat, kelembaban tidak baik, maka rusaklah benih tersebut. Ia juga mengimbuhkan, apalagi jenis kedelai yang hanya punya waktu tiga bulan untuk bertahan dalam kondisi tak menentu. Jika dipaksakan ditanam, maka hasilnya tidak lagi baik, ungkap Andreas.
Untuk itulah AB2TI melakukan penyimpanan dengan suhu yang terjaga, mendekati sepuluh derajat Celsius di dalam ruangan. Ia juga menyimpan benih lainnya di laboratorium, serta di dalam lemari pendingin yang menebarkan uap ke mana-mana saat pintunya dibuka sedikit. Di dalamnya benih bersembunyi membeku dalam kotak-kotak penyimpanan, setelah kandungan airnya diturunkan sekitar tiga persen.
Hal ini yang bisa jadi tak terpikirkan oleh kebanyakan petani. Saat permintaan dari masyarakat semakin menurun, saat masyarakat tak lagi menyenangi satu jenis pangan, saat itulah petani semakin tak tertarik untuk menanamnya, dan mulai detik itulah varietas tersebut terancam untuk lenyap selamanya.
Benih benih inilah yang akan disilangkan oleh AB2TI pusat, agar mendapatkan hasil terbaik yang bisa ditanam di daerah yang berbeda-beda, sesuai dengan karakter iklim di masing-masing tempat. Hal ini sudah terbukti di Karanganyar. Hasil persilangan yang dilakukan para petani membuahkan hasil besar. Panen melimpah yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya.
Dalam catatan Andreas, petani kecil sejak tahun 1960-an sudah mengembangkan 1,9 juta varietas tanaman, sedangkan industri benih swasta telah mengembangkan 72.000 varietas tanaman, sementara lembaga riset publik hanya menghasilkan 8.000 varietas baru.
Penyilangan padi atau biasa dikenal dengan nama pemuliaan, berbeda dengan GMO (Genetically Modified Organism) atau modifikasi genetik pada tanaman. “Pemuliaan tanaman itu dilakukan melalui persilangan indukan pertama dengan indukan kedua, sementara GMO adalah memasukkan atau menghilangkan salah satu gen pada organisme,” jelas Azwar kepada saya.
!break!BB Biogen juga melakukan konservasi di salah satu lahan tanamnya yang luas di Bogor. Menurut Sutoro, Ketua Kelompok Peneliti Pengelolaan Sumber Daya Genetik, ini termasuk dalam konservasi ex situ, yaitu dengan cara memindahkan sesuatu jenis ke suatu lingkungan atau tempat pemeliharaan baru di luar habitat alamiahnya. Dalam hal ini, tempat pelestarian dapat berupa kebun koleksi, penyimpanan benih, kultur jaringan, kultur serbuk sari, atau kultur bagian tanaman yang lainnya.
Teknik penyimpanan sendiri dilakukan melalui deep freezer dengan temperatur minus 18 derajat Celsius, chiller dengan suhu penyimpanan nol hingga lima derajat Celsius, dan dalam ruang penyimpanan benih yang suhunya dijaga mulai dari 15 hingga 20 derajat Celsius. Di dalam laboratorium in vitro, mereka juga memiliki perangkat penunjang untuk konservasi plasma nutfah tanaman pangan secara in vitro dan kriopreservasi yang masih dalam proses.
Di lain pihak, terdapat pula konservasi dengan cara in situ. Pelestarian in situ bersifat pasif, dapat terlaksana hanya dengan mengamankan tempat tumbuh alamiah suatu jenis. Dengan demikian, jenis-jenis tertentu diberi kesempatan berkembang dan bertahan dalam keadaan lingkungan alam dan habitatnya yang asli, tanpa campur tangan manusia. Kawasan konservasi in situ meliputi suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa) dan kawasan pelestarian alam (taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam).
Kini, ada lebih dari 11.250 varietas tanaman pangan yang tersimpan di bank plasma nutfah milik BB Biogen di Bogor. Koleksi mulai dari jagung, sorgum, kedelai, kacang-kacangan, ubi-ubian, hingga gandum
!break!
Andreas berkisah, kini para petani AB2TI mengaku sedang didata oleh pemerintah, untuk pembagian benih impor dari Tiongkok. Perlukah benih varietas lokal yang memiliki demikan banyak keunggulan kalah di negerinya sendiri?
“Tuhan memberi sesuai jadwalnya masing-masing,” Bibong Widyarti, seorang praktisi organik, mengingatkan. Ia yakin bahwa ada banyak benih lokal yang sesuai dengan musim yang ada di Indonesia. “ Contohnya padi gogo yang bisa ditanam di lahan kering, atau di tempat yang panas berkepanjangan,” ungkapnya.
Syarat pelaksanaan pertanian organik adalah benih lokal, namun ia mengakui salah satu kendala adalah benih yang terancam. Menurutnya revolusi hijau dengan penyeragaman benih hibrida, pupuk dan pestisida, turut menjadi penyebab hilangnya benih lokal.
Padahal menurut Bambang, yang merupakan pengurus AB2TI Karanganyar, justru padi persilangan IF8 yang mereka tanam, harus sesedikit mungkin mendapat perlakuan dengan sentuhan kimia. Karena semakin organik perlakuan mereka terhadap varietas tersebut, semakin banyak pula hasil yang mereka dapatkan.
“Kesalahan terbesar dalam pembangunan pertanian adalah menganggap ada pertanian yang unggul di semua tempat. Itu konsep agronomis yang salah kaprah sama sekali. Tidak mungkin satu varietas, satu galur ataupun satu tanaman unggul di semua tempat. Itu tidak mungkin,” tegas Andreas dengan berapi-api.
(Apa yang dilakukan oleh para petani, peneliti, bahkan masyarakat dalam menyelamatkan benih varietas lokal? Ikuti kisahnya dalam majalah National Geographic edisi cetak Mei 2015 dalam "Berburu Benih")