Pesta Pora Orca

By , Kamis, 25 Juni 2015 | 10:54 WIB

Tetapi orca itu tak tinggal cukup lama untuk melakukan pusaran. Orca, paus bungkuk, dan paus sirip meluncur melintasi kami sesekali berhenti untuk menyantap camilan.

!break!

Orca, anggota famili delphinidae, lumba-lumba laut, adalah spesies cetacea yang paling luas penyebarannya. Meski ditemukan di setiap samudra—dan di semua lintang dari Kutub Utara hingga Antartika—ia tetap menjadi misteri. Kita bahkan tak tahu berapa spesies dan subspesies orca, yang populasinya diperkirakan lebih dari 50.000 ekor.

Apakah jumlah ini cukup besar? Atau apakah spesies ini terancam punah? Tidak ada yang tahu, karena peneliti baru mulai melakukan sensus pada 1970-an dan tidak tahu pasti berapa populasi setiap ekotipe yang diakui. Di Atlantik Utara mungkin ada beberapa ekotipe; saya bersama Similä sedang mengamati orca yang mengkhususkan diri makan ikan haring.

Kawasan orca ini meliputi Laut Norwegia dan Barents, jumlahnya diperkirakan sekitar 3.000 pada 1990. Sekitar seribu ekor orca jenis ini—Similä dan koleganya menyebutnya orca norwegia—mengikuti haring hingga masuk ke fyord. Namun, populasi haring selalu berubah dan berpindah. Jumlahnya bisa berubah secara dramatis dari tahun ke tahun, dan tidak tinggal di fyord sepanjang tahun.

Penangkapan ikan berlebihan oleh manusia pada awal 1960-an mengganggu pola ini, dan untuk sementara waktu paus pembunuh menghilang dari fyord Norwegia. Pada awal 1980-an populasi ikan haring mulai pulih, dan paus pembunuh kembali terlihat di fyord di selatan Andfjorden. Similä, yang berasal dari Finlandia, saat itu mahasiswi pascasarjana yang sedang meneliti plankton di danau-danau Finlandia. Saat mendapat kabar bahwa para ahli biologi Norwegia hendak melakukan safari orca, dia mengajukan diri untuk bekerja di kapal penelitian tersebut. Pada hari kerja pertamanya, sirip-punggung orca jantan mencuat di air di samping perahu karetnya. Pemandangan itu membuatnya terkesima—dan menyingkirkan plankton dari benaknya.

Selama 20 tahun berikutnya setiap musim dingin dia mengikuti orca mengejar haring hingga ke fyord. Dia dan koleganya memotret orca sebanyak mungkin agar bisa mengenali setiap individu, dan mereka menyelam serta memfilmkan proses makan kawanan orca.

“Pada masa itu, tak banyak yang diketahui soal orca,” kata Similä. “Kata orang, ikan ini adalah hama dan berbahaya:  paus pembunuh menghabisi semua ikan di laut kami.”

Nelayan menembak setiap orca yang ter­lihat, menewaskan 346 ekor antara tahun 1978, sampai 1981 ketika pembasmian resmi itu dihentikan. Banyak orang Norwegia tetap menganggap paus pembunuh sebagai pe­makan ikan haring yang rakus sampai 1992. Tahun itu, sebuah stasiun televisi me­nayangkan rekaman penelitian Similä yang menunjukkan, orca makan ikan satu demi satu alih-alih menelan seluruh kawanan.

Kawanan orca yang anggotanya mati kena tembak atau terluka tampaknya tak pernah melupakan kejadian itu. “Ada beberapa paus pembunuh yang memiliki bekas luka tembak,” kata Similä. “Kami tak pernah bisa mendekati kawanan itu. Hingga kini. Begitu mendengar suara mesin, kawanan itu kabur.”

Kawanan orca dipimpin dalam sistem matriarkat, dan Similä menduga bahwa para “induk bijak” itu mengajari anaknya agar menjauhi kapal nelayan.

!break!

Suatu hari, setelah melihat orca menyemburkan air di seberang fyord, kami melintasi laut selebar tiga kilometer ke sebuah laguna yang tenang. Kawanan orca muncul di dekat kami, sementara paus bungkuk sibuk melahap ikan. Seekor anak orca mengikuti riak perahu kami. Meskipun kawanan paus pembunuh ini tidak sedang menjelajah, seperti yang dilakukannya pada hari pertama kami di sini, kawanan ini juga tidak membuat pusaran makan.

Similä mengagumi cara orca berbagi peran saat berburu. Dia menyaksikan paus dewasa membimbing paus muda, anak paus meniru induknya mengibaskan ekor, kawanan itu terkadang melakukan perjalanan panjang ke tempat pemijahan haring, mungkin untuk melacak keberadaan mangsanya. Dengan memasang pelacak satelit pada beberapa paus pembunuh, dia dan koleganya berhasil memetakan beberapa misi pengintaian. “Salah satu orca bergerak sangat jauh dan cepat—ratusan kilometer sehari—sampai kami mengira dia ditarik oleh kapal,” katanya.