Jantung Liar Swedia

By , Rabu, 30 September 2015 | 14:01 WIB

“Masalahnya, bekal makanan kami sudah menipis,” katanya. “Salah perhitungan total,” tambah temannya. “Kami baru berjalan beberapa hari.”

“Adakah pesawat telepon darurat di sana?” tanyanya, mencakup alam liar tanpa jalan, seluas 2.500 kilometer persegi. “Cuma satu,” jawab Christian. Mereka tampak kaget, kemu­dian menyaksikan dengan penuh ke­khawatiran ketika Christian menunjukkan lokasi yang jauh di peta mereka. “Begitu me­masuki taman, kalian bisa dibilang menjadi sendirian.”

Kami memberi mereka roti dan granola, kemudian berpisah dengan mereka. Berjam-jam kemudian, saya melihat mereka dari dataran tinggi yang menghadap ke lembah. Mereka berjarak sekian kilometer dari kami—dua sosok menyerupai titik yang menyeberangi Sungai Rapa dalam balutan pakaian dalam. Jelas, mereka mengandalkan diri sendiri, memasuki alam Pleistosen.

Selarik sungai kecil mengalir beberapa langkah dari tempat saya berdiri, air lelehan es yang jernih mengalir untuk bergabung dengan Rapa. Saya menangkupkan tangan saya ke air, mengangkatnya, kemudian meminumnya.

Kedua orang Jerman itu akan sangat kelaparan saat berkelana di Laponia. Namun, mereka tidak akan pernah, seumur hidup mereka, meminum air yang lebih segar.  j

---

Fotografer Erlend dan Orsolya Haarberg bekerja sama mengabadikan lanskap dan alam liar Nordik. Keduanya merebut penghargaan Wildlife Photographer of the Year.