Penelitian Cardoso menunjukkan bahwa dua lubang cacing yang bertabrakan akan menghasilkan ledakan gelombang gravitasi yang serupa. Menariknya, dia mengatakan bahwa gelombang yang dihasilkan akan sedikt berbeda, memungkinkan kita untuk membedakan antara lubang hitam dan lubang cacing.
Sayangnya, LIGO saat ini tidak cukup sensitif untuk menerima perubahan yang terlambat ini. Namun, para peneliti sedang meningkatkan instrumen LIGO dan itu mungkin terjadi dalam "sepuluh tahun dari sekarang atau lebih," kata Cardoso.
Tapi itu mungkin bukan satu-satunya rute tuk menemukan lubang cacing. Diego Rubiera-Garcia, mantan rekan Cardoso di Universitas Lisbon punya ide lain.
Dia telah mempelajari lubang hitam yang memiliki semua massa yang terjepit menjadi titik yang amat kecil dan padat.
"Setiap pengamat yang mendekati titik ini akan hancur," kata Rubiera-Garcia. "Setelah itu kamu akan menghilang dari ruang-waktu... tidak ada tempat lain untukmu pergi."
Baca Juga: Teori Stephen Hawking soal Lubang Hitam Akhirnya Terbukti Benar
Pada singularitas ini relativitas umum rusak karena persamaanya tidak lagi masuk akal. Dan di situlah lubang cacing masuk. Ketika Rubiera-Garcia menerapakan salah satu aturan alternatif pada fisika lubang hitam, singularitas menghilang, dan matematika menghasilkan lubang cacing sebagai gantinya.
"Maka mungkin bagi seorang pengamat untuk melewati lubang cacing ini dan menyebrang ke wilayah lain di alam semesta," katanya.
Masalahnya adalah jalan pintas melalui kosmos ini mungkin hanya bayangan matematika. Alternarif untuk realtivitas umum yang digunakan Rubiera-Garcia untuk menemukannya mungkin bukan cara kerja alam semesta kita yang sebenarnya. Sama seperti teori ilmiah lain, perlu diuji, seperti yang dilakukan Einstein pada 1919.
Namun deteksi pertama gelombang gravitasi telah mengantar era baru, di mana kita mungkin menemukan bahwa lubang cacing bukan hanya fiksi ilmiah.