Doppelgänger, Alasan di Balik Wajah Kembar Meski Bukan Saudara

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 20 Juli 2021 | 20:26 WIB
Agnes Loonstra dan Ester Scholten. Kejadian orang kembar tetapi bukan hubungan kandung, langka terjadi. Fenomena ini disebut doppelgänger yang terbentuk karena gen atau persepsi kita. (François Brunelle/INSDER )

Nationalgeographic.co.id - Banyak frasa bijak yang bertebaran bahwa setiap manusia itu unik. Anda bisa menemukan dengan mudahnya frasa-frasa itu di internet, media sosial, hingga buku-buku improvisasi diri.

Meski demikian, sedang ramai pula di dunia maya foto orang-orang yang dikumpulkan karena mirip artis terkenal. Influencer Reza Oktovian misalnya yang dikumpulkan warganet bersama  deretan foto wajah orang lain yang mirip dengannya, bahkan seekor kucing. Fenomena seperti ini disebut dengan doppelgänger.

Mengapa kita memiliki kembaran? Bukankah setiap manusia itu unik?

Tahun 2015, para peneliti di Australia di International Journal of Legal Medicine mencoba menghitung seberapa mungkin kita memiliki doppelgänger, yakni dua orang yang secara persis dalam delapan fitur wajah utama kita.

Mereka menemukan bahwa ada sekitar satu dari 135 kemungkinan kita memiliki kembaran yang lengkap di suatu tempat di dunia. Kemudian satu banding 1 triliun kasus kemungkinan seseorang yang kita temui di jalan memiliki kemiripan persis.

Teghan Lucas, yang pada saat itu merupakan mahasiswa doktoral di University of Adelaide, bersama Maciej Henneberg dalam laporan itu, mereka mengandalkan database antropometrik militer Amerika Serikat.