Suku Taino, DNA Penyintas Zaman Kedatangan Colombus di Amerika

By Mahandis Yoanata Thamrin, Sabtu, 17 Juli 2021 | 17:29 WIB
Jimat dari Taino. Haiti atau Republik Dominika. Taíno, 700-1500 M. Cangkang berukir. Jay I. Kislak Collection, Rare Book and Special Collections Division. (Library of Congress )

Nationalgeographic.co.id—“Telanjang seperti hari mereka dilahirkan," demikian tulis Christopher Colombus—yang bernama sejati Cristoforo Colombo—dalam suratnya. Ketika itu dia dan awak kapalnya bertemu dengan orang-orang Taino di Pulau Guanahani, San Salvador, Bahama pada 1492.

Taino memiliki sistem hierarkis keagamaan, politik, dan sosial yang kompleks. Petani dan navigator yang terampil, mereka menulis musik dan puisi dan menciptakan objek ekspresif yang kuat. Pada saat penjelajahan Columbus, suku Taino adalah penduduk asli Karibia yang paling banyak. Mereka mendiami tempat yang sekarang disebut Kuba, Jamaika, Haiti, Republik Dominika, Puerto Riko, dan Kepulauan Virgin.

Kedatangan Colombus begitu berdampak pada nasib warga setempat pada masa-masa berikutnya. Sejarah kawasan ini pun sering dibagi menjadi dua oleh para sejarawan: yakni, prakedatangan Colombus dan pascakedatangan Colombus.

Christopher Columbus. 'De Insulis nuper in Mari Indico repertis in Carolus Verardus: Historia Baetica'. Basel: I.B. [Johann Bergman de Olpe], 1494. Jay I. Kislak Collection, Rare Book and Special Collections Division. (Library of Congress)