Suku Taino, DNA Penyintas Zaman Kedatangan Colombus di Amerika

By Mahandis Yoanata Thamrin, Sabtu, 17 Juli 2021 | 17:29 WIB
Jimat dari Taino. Haiti atau Republik Dominika. Taíno, 700-1500 M. Cangkang berukir. Jay I. Kislak Collection, Rare Book and Special Collections Division. (Library of Congress )

 

Para ilmuwan telah menemukan DNA yang sama pada masyarakat kuno dan yang masih hidup sekarang di Karibia. “Itu menunjukkan kisah nyata mengenai asimilasi, jadi tidak mengalami kepunahan total,” kata Jorge Estevez dari National Museum of the American Indian kepada Sarah Gibbens untuk National Geographic.

Bagi Estevez yang memeriksa penelitian ini, hasilnya sangat personal. Selama ini, neneknya selalu mengatakan bahwa budaya Taino masih ada hingga sekarang. Dan itu berhasil dibuktikan dengan adanya penelitian terbaru tersebut.

Mengulik ke belakang

Hannes Schroeder adalah pemimpin penelitian yang sudah mempelajari wilayah tersebut lebih dari satu dekade. Arkeolog yang menekuni genomik kuno, bioarkeologi, ekologi mikroba di Globe Institute Faculty of Health and Medical Sciences, University of Copenhagen, Denmark. Penelitiannya berfokus pada penerapan isotop dan analisis DNA kuno dalam arkeologi. Dan, dia begitu berminat dalam arkeologi Karibia.

“Kami menunjukkan bahwa nenek moyang dari apa yang disebut "Taino" yang mendiami sebagian besar Karibia pada zaman pra-Columbus berasal dari Amerika Selatan bagian utara,” ungkap Schroeder dalam jurnal itu yang dilansir National Geographic.

Baca Juga: Petroglif Peterborough, Diyakini Jadi Pintu Gerbang ke Dunia Roh

Pertempuran Vega Real atau Jáquimo, 27 Maret 1495 antara pribumi dan pasukan Spanyol, yang dipimpin oleh Christopher Columbus, Bartholomew Columbus, dan Alonso de Ojeda, dengan bantuan warga asli yang dipimpin oleh Guacanagaríx. Pertempuran mengakibatkan kekalahan dan penangkapan pemimpin Taíno Caonabo, mengakhiri perlawanan pribumi di Hispaniola. (Fondo Antiguo de la Biblioteca de la Universidad de Sevilla )

Dia menambahkan, “Kami menemukan bukti bahwa mereka memiliki ukuran populasi efektif yang relatif besar. Kami juga menunjukkan bahwa komponen asli di beberapa genom Karibia modern terkait erat dengan Taino kuno, yang menunjukkan bahwa nenek moyang asli di wilayah tersebut telah bertahan hingga hari ini.”

Schroeder mengatakan bahwa memang banyak masyarakat setempat yang bersikeras mengenai nasib dan kelanjutan hidup Taino, meskipun mereka telah diberitahu bahwa nenek moyangnya sudah punah.

Oleh karena itu, untuk melihat apakah masih ada populasi Taino yang tersisa, tim peneliti harus mendeteksi keberadaan materi genetika dari orang-orang Karibia pada masa kedatangan Colombus.

Kepunahan sebuah etnis terjadi ketika, “semua anggota kelompoknya telah mati dan tidak bisa lagi mewariskan materi genetiknya,” kata Schroeder.

 Baca Juga: Ribuan Makam Anak Suku Indian Ditemukan di Bekas Sekolah Asrama Kanada