Peneliti Mengungkap Sejarah Domestikasi Ganja Melalui Sekuens Genom

By Eric Taher, Jumat, 23 Juli 2021 | 12:00 WIB
Daun tanaman ganja yang terkenal menjadi sumber zat psikoaktif asam tetrahydrocannabinolic. (Getty Images)

 

"Sejarah domestikasi Cannabis cukup jarang dipelajari jika dibandingkan dengan tanaman pertanian lain," tulis Guangpeng Ren, pemimpin penelitian ini. Ren adalah peneliti muda yang memegang gelar doktor ilmu hayati dari Universitas Lanzhou. Ia menambahkan, bahwa penelitian terhadap ganja masih sangat minim akibat aturan hukum yang sangat ketat terhadap tanaman ini.

Aturan yang ketat terhadap penggunaan ganja juga berdampak pada pembiakan ilegal. Akibatnya, Ren mengaku kesulitan dalam merekonstruksi sejarah domestikasi ganja. Pembiakan ilegal terkadang membuat gen dari ganja domestik bercampur dengan ganja liar. Belum lagi dengan kecenderungan tanaman "jinak" untuk menjadi "liar" kembali seiring waktu.

Dalam penelitian ini, Ren dan rekan-rekannya membagi pembudidayaan ganja menjadi dua jenis, yakni rami dan mariyuana. Rami dikenal dengan serat-seratnya dapat digunakan sebagai bahan tekstil, minyak, dan makanan. Adapun marijuana merupakan varian ganja yang dikenal dengan efek psikoaktifnya.

Baca Juga: Sebuah Studi Ganja dan Dampaknya pada Memori: Benarkah Buruk?

Kebun ganja besar akan dibangun di Toowoomba, Queensland, dan akan menyediakan stok bagi pasar domestik dan luar negeri. (Australian Natural Therapeutics Group)

"[Kami mengumpulkan] 82 sampel Cannabis sativa yang mewakili baik rami maupun mariyuana," tulis Ren. Sampel-sampel ini diambil dari berbagai negara, yang tersebar dari Tiongkok, India, Asia Tengah, Eropa, Amerika Serikat, hingga Peru. Sampel tersebut selanjutnya dianalisis melalui teknik sekuens genom. Hasil analisisnya kemudian dipetakan bersama dengan 28 sampel tambahan dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan penelitian tersebut, mereka membagi ganja ke dalam empat kelompok.

Kelompok pertama adalah ganja yang memiliki gen dari semua jenis ganja yang diteliti. Kelompok ini dinamai basal cannabis, atau ganja "dasar" yang menjadi leluhur dari ganja yang ada saat ini.

Kelompok kedua adalah ganja varian rami yang tersebar di seluruh dunia. Seperti dilansir dari Inverse, kelompok ini diketahui dari kandungan asam tetrahydrocannabinolic (THCA) yang lebih sedikit. THCA merupakan kandungan yang selama ini dikenal menyebabkan efek psikoaktif dari varietas mariyuana.

Kelompok ketiga adalah mariyuana yang dibudidayakan di seluruh dunia. Adapun beberapa mariyuana domestik menjadi liar kembali (feral), yang kemudian dipisahkan ke kelompok keempat.

Baca Juga: Riset Terbaru Ungkap Efek Senyawa Ganja dalam Redakan Rasa Sakit

Persebaran sampel ganja yang digunakan dalam penelitian. (Guangpeng Ren et al./Science Advances)

 

Baca Juga: Rastafarianisme: Gerakan Spiritual dan Kelahirannya di Afrika