Peneliti Mengungkap Sejarah Domestikasi Ganja Melalui Sekuens Genom

By Eric Taher, Jumat, 23 Juli 2021 | 12:00 WIB
Daun tanaman ganja yang terkenal menjadi sumber zat psikoaktif asam tetrahydrocannabinolic. (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Perdebatan mengenai penggunaan ganja seakan tidak ada habisnya. Tanaman ini cukup kontroversial karena sering dibudidayakan sebagai obat rekreasi dengan risiko kecanduan yang tinggi. Tidak heran banyak negara yang sangat membatasi atau bahkan melarang keberadaan tanaman ini.

Namun siapa sangka, ganja atau Cannabis sativa merupakan salah satu tanaman tertua yang pernah didomestikasi manusia. Penggunaannya dapat ditelusuri sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini tentunya membuahkan pertanyaan, dari mana ganja sesungguhnya berasal?

Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa ganja pertama kali ditanam di Asia Tengah. Namun, penelitian terbaru dari Universitas Lausanne memberikan sebuah temuan menarik. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa ganja pertama kali didomestikasi di Tiongkok pada zaman Neolitikum. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di Science Advances pada 16 Juli 2021.

 

"Sejarah domestikasi Cannabis cukup jarang dipelajari jika dibandingkan dengan tanaman pertanian lain," tulis Guangpeng Ren, pemimpin penelitian ini. Ren adalah peneliti muda yang memegang gelar doktor ilmu hayati dari Universitas Lanzhou. Ia menambahkan, bahwa penelitian terhadap ganja masih sangat minim akibat aturan hukum yang sangat ketat terhadap tanaman ini.

Aturan yang ketat terhadap penggunaan ganja juga berdampak pada pembiakan ilegal. Akibatnya, Ren mengaku kesulitan dalam merekonstruksi sejarah domestikasi ganja. Pembiakan ilegal terkadang membuat gen dari ganja domestik bercampur dengan ganja liar. Belum lagi dengan kecenderungan tanaman "jinak" untuk menjadi "liar" kembali seiring waktu.

Dalam penelitian ini, Ren dan rekan-rekannya membagi pembudidayaan ganja menjadi dua jenis, yakni rami dan mariyuana. Rami dikenal dengan serat-seratnya dapat digunakan sebagai bahan tekstil, minyak, dan makanan. Adapun marijuana merupakan varian ganja yang dikenal dengan efek psikoaktifnya.

Baca Juga: Sebuah Studi Ganja dan Dampaknya pada Memori: Benarkah Buruk?

Kebun ganja besar akan dibangun di Toowoomba, Queensland, dan akan menyediakan stok bagi pasar domestik dan luar negeri. (Australian Natural Therapeutics Group)

"[Kami mengumpulkan] 82 sampel Cannabis sativa yang mewakili baik rami maupun mariyuana," tulis Ren. Sampel-sampel ini diambil dari berbagai negara, yang tersebar dari Tiongkok, India, Asia Tengah, Eropa, Amerika Serikat, hingga Peru. Sampel tersebut selanjutnya dianalisis melalui teknik sekuens genom. Hasil analisisnya kemudian dipetakan bersama dengan 28 sampel tambahan dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Berdasarkan penelitian tersebut, mereka membagi ganja ke dalam empat kelompok.

Kelompok pertama adalah ganja yang memiliki gen dari semua jenis ganja yang diteliti. Kelompok ini dinamai basal cannabis, atau ganja "dasar" yang menjadi leluhur dari ganja yang ada saat ini.

Kelompok kedua adalah ganja varian rami yang tersebar di seluruh dunia. Seperti dilansir dari Inverse, kelompok ini diketahui dari kandungan asam tetrahydrocannabinolic (THCA) yang lebih sedikit. THCA merupakan kandungan yang selama ini dikenal menyebabkan efek psikoaktif dari varietas mariyuana.

Kelompok ketiga adalah mariyuana yang dibudidayakan di seluruh dunia. Adapun beberapa mariyuana domestik menjadi liar kembali (feral), yang kemudian dipisahkan ke kelompok keempat.

Baca Juga: Riset Terbaru Ungkap Efek Senyawa Ganja dalam Redakan Rasa Sakit

Persebaran sampel ganja yang digunakan dalam penelitian. (Guangpeng Ren et al./Science Advances)

 

Baca Juga: Rastafarianisme: Gerakan Spiritual dan Kelahirannya di Afrika

 

"Analisis genom kami mendukung rekaman sejarah dan botani yang ada pada saat ini," ujar Ren. Mereka menyimpulkan, bahwa Basal cannabis mulai terbagi menjadi rami dan mariyuana sejak 12.000 tahun yang lalu. "Penanggalan ini diambil dari penemuan guci ganja di Taiwan dan Tiongkok Selatan, dan juga pot berisi biji dari Jepang," ungkapnya.

Penggunaan rami kemudian diketahui dari penemuan artefak serat-serat di Asia Timur pada 4.000 tahun yang lalu. Mereka kemudian menyebar ke Eropa dan Timur Tengah sekitar Zaman Perunggu.

Adapun penggunaan mariyuana untuk ritual dan trans digunakan di Tiongkok Barat sejak 2.500 tahun yang lalu. Mariyuana selanjutnya diperkenalkan ke India pada 2.000 tahun yang lalu. Berbeda dengan Tiongkok, India diketahui hanya menggunakan mariyuana saja.

"Dalam abad-abad selanjutnya, ganja kemudian menyebar ke seluruh dunia," kata Ren. Mariyuana diketahui menyebar ke Afrika pada abad ke-13, kemudian ke Amerika Latin pada abad ke-16.

Baca Juga: Australia Akan Segera Buka Kebun Ganja Obat Terbesar di Queensland

Budidaya tanaman ganja. (Blair Gable/Reuters)

Dari sana, maryiuana baru memasuki Amerika Utara pada awal abad ke-20. Penggunaan mariyuana di Amerika Utara kemudian meledak seiring berkembangnya budaya hippie. Banyak mariyuana yang diimpor dari India pada tahun 1970-an.

Adapun rami sendiri baru dibawa ke Dunia Baru pada abad ke-17 oleh orang Eropa. Mereka kemudian digantikan oleh para petani rami dari Tiongkok, yang membawa rami ke Amerika Utara pada pertengahan abad ke-19.

Seperti dilansir dari Live Science, penelitian ini ditujukan sebagai sumber riset medis dan agrikultur terhadap ganja. "Asia Timur selama ini menjadi titik penting dari domestikasi sejumlah tanaman, seperti nasi, sorgum, jawawut, kedelai, aprikot, dan persik," ungkap Ren. Penemuan terbaru ini tentunya menambah wawasan baru terhadap ganja, dan menambah catatan bukti dari pentingnya Asia Timur sebagai pusat domestikasi tanaman.

Baca Juga: Benarkah Ganja Dapat Menyembuhkan Kanker? Berikut Penjelasan Peneliti