ASI dapat Mengurangi Risiko Darah Tinggi pada Bayi, Sebuah Studi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 21 Juli 2021 | 23:45 WIB
Bayi yang rutin diberikan ASI, terlebih secara ekslusif oleh ibunya, dapat mengurangi risiko darah tinggi. (HDQWALLS)

"Studi kami menunjukkan bahwa untuk hasil kardiovaskular seperti tekanan darah, bahkan periode menyusui yang singkat bermanfaat. Ini menunjukkan kolostrum sebagai faktor kunci dalam membentuk proses perkembangan selama periode bayi baru lahir," terangnya.

"Untuk berbagai alasan, menyusui berkelanjutan harus sangat didukung, dan juga penting untuk dipahami bahwa 'setiap tetes berarti,' terutama dalam beberapa hari pertama kehidupan yang kritis."

Penelitian ini menggunakan data dari Canadian CHILD Cohort Study, yang terdiri dari 3.000 anak yang lahir sejak 2009 hingga 2012. Kemudian para peneliti mengikuti pengalaman kehidupan awal yang membentuk kesehatan, dan perkembangan mereka.

Selanjutnya, para peneliti menganalisis informasi pemberian makan bayi yang dikumpulkan berdasarkan catatan rumah sakit, bersama kuesioner yang diberikan pada pengaruh untuk hampir 2.400 anak.

Baca Juga: Menyusui Bisa Membantu Mengatasi Perubahan Iklim, Mengapa Begitu?

Ibu yang menyusui lebih sering kepada anaknya, dapat membuat anaknya terhindar dari hipertensi. (Irina Polonina/Shutterstock)

Di antara para balita tersebut, 98 persen disusui sampai batas tertentu, termasuk empat persen di antaranya yang menerima "menyusui dini terbatas" yang didefinisikan sebagai beberapa menyusui selama tinggal di rumah sakit. Hanya dua persen anak-anak dalam penelitian ini yang tidak disusui sama sekali.

78 persen di antara anak-anak yang telah disusui, mereka telah menerima ASI selama enam bulan atau lebih. Ada pula 62 persen dalam kelompok anak-anak yang telah disusui secara eksklusif setidaknya selama tiga bulan. 

Sebutan ASI yang eksklusif sebenarnya adalah ASI yang biasa saja, tanpa adanya susu formula, dan makanan padat atau cairan lain yang diberikan sejak lahir.

Rata-rata, ibu yang tidak pernah menyusui lebih muda, lebih mungkin untuk merokok selama kehamilan dan lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki gelar pasca sekolah menengah, dibandingkan dengan ibu yang menyusui sebentar atau setelah mereka tinggal di rumah sakit, terang para peneliti.

Baca Juga: Seorang Perempuan Muda Mali Melahirkan Sembilan Bayi Kembar di Maroko