Pemerintah Sampaikan Apresiasi Terhadap Kontribusi Anak Bangsa di Tengah Pandemi

By Yussy Maulia, Kamis, 22 Juli 2021 | 16:13 WIB
Dialog Produktif yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). Disiarkan melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (21/7/2021). (Dok. KPC PEN)

Hal ini menunjukkan adanya penularan luas di masyarakat sehingga diperlukan penambahan testing. Tujuannya, agar dapat kasus sakit dapat segera teridentifikasi dan memutus rantai penularan Covid-19.

Baca Juga: Jaring Pengaman Sosial Program PEN Sentuh 40 Juta Kepala Keluarga

"Untuk dapat segera menurunkan laju penularan, selain mengurangi mobilitas, perlu diidentifikasi kontak erat dengan cepat," ungkap dr Nadia.

Sebab, saat ini upaya identifikasi kontak erat dengan pasien Covid-19 hanya mencapai kurang dari 5 kontak erat per minggu. Sementara, target yang diharapkan adalah lebih dari 9 kontak erat per minggu.

"Oleh karena itu, diharapkan pemerintah daerah meningkatkan kapasitas tracing dengan melibatkan kader, mahasiswa, bidan desa, atau bintara pembina desa (babinsa) yang telah didukung oleh Kemenkes melalui biaya operasional kesehatan," papar dr Nadia.

Tingkat keterisian rumah sakit menurun

Siaran pers tersebut juga menyampaikan berita baik berupa penurunan angka bed occupancy rate (BOR) rumah sakit yang dilaporkan oleh sejumlah provinsi. Meskipun angka BOR masih belum turun secara signifikan dan di beberapa provinsi bergantian mengalami kenaikan. 

"Tingkat keterisian tempat tidur di Jawa Barat dan Jawa Tengah menurun sampai di bawah 80 persen sehingga kapasitas respons perawatan yang semula terbatas menjadi sedang," kata dr Nadia.

Sedangkan untuk DKI Jakarta, terjadi penurunan BOR dari 92 persen menjadi 84 persen dengan distribusi 78,5 persen di Jakarta Utara dan 94,2 persen di Jakarta Barat.

Baca Juga: Agar Pasien Biasa Tidak Tertular COVID-19 di Rumah Sakit, Ini Strategi yang Harus Dilakukan

Penurunan BOR juga terjadi di Jawa Barat dari 89 persen minggu lalu menjadi 79 persen. Angka BOR tertinggi terdapat di Kabupaten Ciamis sebesar 90 persen dengan 118 tempat tidur dan terendah di Kabupaten Garut sebesar 46,7 persen dengan 761 tempat tidur.

Di Jawa Tengah, angka BOR juga mengalami penurunan dari 86 persen menjadi 78 persen. Terkecuali Kabupaten Pekalongan yang mengalami peningkatan BOR dari 77,6 persen menjadi 82,9 persen.

"BOR di Yogyakarta relatif tetap dibandingkan minggu sebelumnya. dengan pengecualian Kabupaten Kulon Progo yang mengalami penurunan menjadi 68 persen. Terdapat juga peningkatan BOR yang tterjadi di Kabupaten Gunungkidul menjadi 89 persen, dari sebelumnya 81 persen," tutur dr Nadia.

Sama halnya dengan Yogyakarta, Jawa Timur juga tidak mengalami perubahan angka BOR yang signifikan. Sebab, beberapa wilayah mengalami penurunan BOR seperti Kabupaten Jember dan Bondowoso.

Sementara, beberapa wilayah lainnya mengalami kenaikan angka BOR, seperti Kabupaten Tulungagung dan Situbondo.

“Adapun di Provinsi Banten, BOR (di) semua kabupaten kota tetap atau menurun dibandingkan minggu sebelumnya,” ujar dr. Nadia.

Sementara itu, di Bali, angka BOR relatif meningkat dibanding pekan sebelumnya. Namun, jumlahnya masih di bawah 80 persen. Adapun wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Jembarana yang tidak mengalami perubahan BOR secara signifikan.

Baca Juga: Kebingungan, Kejang, dan Stroke: COVID-19 Juga Memengaruhi Otak

Kalimantan menjadi satu-satunya provinsi di luar Jawa dan Bali dengan angka BOR mencapai 81 persen.

dr. Nadia memaparkan, saat ini jumlah tempat tidur untuk isolasi dan intensif pasien Covid-19 telah ditambah, khususnya di wilayah DKI Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Bali.

Saat ini pun terdapat total 124.747 tempat tidur isolasi dan intensif untuk pasien Covid-19 di seluruh Indonesia. Sementara, jumlah yang terpakai sebanyak 91.787 tempat tidur.

"Dari 3.083 rumah sakit (RS) yang ada di seluruh Indonesia, terdapat 990 yang telah ditetapkan sebagai RS untuk melayani Covid-19. Ini sangat memungkinkan untuk ditambah mengingat eskalasi kebutuhan di lapangan," tutur dr Nadia.

Mengingat level situasi pandemi belum turun, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan serta mematuhi aturan selama PPKM Darurat.