Nazca Line, Garis Raksasa di Peru Yang Diyakini Pesan untuk Alien

By Ricky Jenihansen, Minggu, 25 Juli 2021 | 16:00 WIB
Geoglif yang tampak menggambarkan manusia dan hewan. Setidaknya terdapat 143 geoglif di situs arkeologi Nazca, Peru. (Yamagata University)

Nationalgeographic.co.id—Garis-garis raksasa ini ditemukan pertama kali pada tahun 1920-an. Jika dilihat dari daratan sepertinya biasa-biasa saja, namun sangat mencengangkan jika dilihat dari ketinggian. Garis-garis itu ditemukan di wilayah Peru lebih dari 200 mil tenggara Lima, dekat kota modern Nazca.

Ada lebih dari 800 garis lurus, 300 figur geometris, dan 70 desain hewan dan tumbuhan, yang juga disebut biomorf, karya yang berbentuk makhluk hidup. Beberapa garis lurus membentang hingga 30 mil, sedangkan biomorf panjangnya berkisar antara 50 hingga 1.200 kaki, sama panjangnya dengan Empire State Building.

Garis-garis yang diketahui berjumlah ratusan itu kemudian dikenal dengan nama Garis Nazca Peru. Inilah geoglif, motif kuno raksasa yang paling terkenal di dunia sekaligus paling misterius. Sebutan geoglif di Peru itu diambil dari peradaban kuno di daerah tersebut, seperti dilansir Live Science.

Komposisi Nazca Line yang diterakan kembali. Pada awal abad ke-20, sebuah pesawat terbang di atas gurun Peru melihat batu dan pasir monoton yang pucat dan buram. Tapi tiba-tiba lanskap memunculkan bentuk aneh yang dipenuhi dengan garis dan pola. Penemuan ini menjadikan Nazca salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di Peru. (Machu Travel Peru)

Garis-garis tersebut sangat geometris, yang artinya terukur dan dapat didefinisikan. Jika dilihat dari ketinggian akan terlihat seperti bentuk hewan, tumbuhan ataupun bentuk-bentuk imajiner menarik lainnya yang telah membuat orang-orang bertanya-tanya, untuk apa gambar tersebut dibuat?.

Para ahli memperkirakan, garis-garis yang dibuat lebih dari 2.000 tahun lalu atau sekitar tahun 700 Masehi tersebut merupakan bagian dari budaya Nazca, peradaban yang lebih tua 200 tahun dari peradaban Inca. Mereka membuat desain artistik dan kemudian para seniman kuno di masa itu menarik garis lurus sesuai dengan desain tersebut di gurun Peru.

Arkeolog Peru Toribio Mejia Xesspe adalah orang pertama yang secara sistematis mempelajari garis-garis tersebut pada tahun 1926. Namun, karena garis-garis tersebut hampir tidak mungkin diidentifikasi dari permukaan tanah, garis-garis itu baru pertama kali diketahui publik dengan munculnya penerbangan, oleh pilot yang menerbangkan pesawat komersial di atasnya.

Setelah itu, penemuan garis-garis tersebut terus berlanjut hingga ditemukan ratusan gambar raksasa lainnya. Terakhir, pada Oktober 2020, garis raksasa Nazca kembali ditemukan. Kali ini bergambar kucing, terdapat di lereng perbukitan sepanjang 37 meter.

Hingga saat ini, setidaknya sudah lebih dari 300 garis raksasa ditemukan. Dan sejak tahun 1994, garis Nazca sudah berstatus warisan budaya UNESCO. Ada ratusan gambar besar di sana dari dunia kuno, membentang dalam kawasan sekitar 450 kilometer persegi di Peru.

Salah satu Garis raksasa Nazca bergambar monyet . Garis Nazca adalah geoglyph yang sangat besar, aneh dan misterius. (Erin McLaughlin/Pinterest)

Teori-Teori

Setelah rangkaian penemuan garis-garis tersebut, para ilmuwan percaya bahwa sebagian besar garis dibuat oleh orang-orang Nazca, yang berkembang dari sekitar tahun 1 hingga 700 M. Namun, meski garis-garis raksasa tersebut mungkin saja dibuat oleh peradaban kuno Nazca, namun para arkeolog hingga saat ini tidak tahun fungsi dan tujuan garis tersebut dibuat.

Jika garis tersebut dibuat sebagai sebuah seni, bukankah di zaman itu belum ada pesawat? Jadi mereka tidak bisa melihat dan menikmati hasil karya mereka sendiri. Atau seperti teori konspirasi populer mengenai garis tersebut, bahwa garis tersebut dibuat untuk berkomunikasi dengan alien, maka meski mereka tidak bisa melihatnya, tapi alien bisa melihatnya dari luar angkasa, sebuah pesan untuk alien.

Melansir history.com, pada tahun 1930-an, Profesor Amerika Paul Kosok menyelidiki dan menemukan dirinya berada di ujung garis pada 22 Juni 1941, hanya satu hari setelah titik balik matahari musim dingin. Sepanjang hari ia mempelajari garis-garis tersebut, Kosok mendapati matahari terbenam yang sejajar langsung dengan garis. Kosok menyebut bentangan gurun tinggi seluas 310 mil persegi itu sebagai "buku astronomi terbesar di dunia".

 

Kosok diikuti oleh Maria Reiche dari Jerman, yang kemudian dikenal sebagai "Lady of the Lines". Reiche mempelajari garis-garis tersebut selama 40 tahun dan berjuang keras untuk teorinya, bahwa garis tersebut dibuat untuk tujuan astronomi dan kalender garis. Reiche berjuang sendirian untuk melindungi situs tersebut, dia bahkan tinggal di sebuah rumah kecil di dekat gurun sehingga dia secara pribadi dapat langsung melindungi garis tersebut dari pengunjung yang ceroboh.

Teori lainnya adalah, bahwa peradaban Nazca saat itu telah mampu menciptakan balon terbang, sehingga mereka bisa menikmati pemandangan hasil karya seni mereka dari ketinggian. Ada banyak teori tentang garis-garis raksasa tersebut, tapi hingga saat ini masih diperdebatkan.

Garis-garis Nazca di Gurun Sechura. Hingga saat ini, fungsi dan tujuannya belum dapat diketahui. (Elisabeth Novina)

Penelitian ilmiah

Sebuah penelitian di tahun 2017, mencoba mengungkap misteri garis aneh tersebut yang telah membingungkan selama hampir 100 tahun sejak pertama kali ditemukan. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di Jurnal Springer.

Rosa Lasaponara, peneliti utama pada penelitian tersebut, menjelaskan bahwa jika merujuk kepada penelitian lain di sekitar situs yang telah dilindungi Unesco tersebut, pada masanya peradaban Nazca telah memiliki saluran air bawah tanah yang terbentang luas di daerah tersebut. Maka sepertinya garis-garis tersebut dibuat sebagai penanda sumber air dan juga sebagai seremonial atas berkah kehidupan mereka di kawasan tersebut.

Karena peradaban ketika itu mampu menggunakan air bawah tanah untuk kepentingan bertani, membuat irigasi dan terowongan bawah tanah di kawasan gurun tersebut. Maka para Nazca juga bisa membuat taman raksasa di gurun tersebut," kata Rosa yang juga peneliti senior di National Research Council di Roma, Italia.

Geoglyphs Nazca kucing di Peru yang baru ditemukan pada tahun 2020. (EPA)

Namun hipotesis dari penelitian tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian Rosa dan rekannya sebenarnya berpusat pada serangkaian lubang spiral yang dibangun dengan hati-hati yang disebut puquios terkubur di dalam tanah di Gurun Nasca, Peru Selatan yang kemudian diketahui sebagai sistem hidrolik kuno yang kemudian dikaitkan dengan garis-garis raksasa tersebut.

Penelitian lain dari Hokkaido University yang memfokuskan penelitiannya pada garis berbentuk burung. Ada 16 geoglif yang berbentuk burung dan dipelajari dalam penelitian tersebut. Dan hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam Journal of Archaeological Science.

Untuk diketahui, beberapa geoglif menggambarkan sejumlah burung tertentu termasuk burung kolibri, pelikan, dan burung nuri. Masing-masing burung ini eksotis secara regional. Yang artinya di sekitar Gurun Nazca tidak ada jenis burung tersebut.

Muncul teori, ketika burung-burung tersebut bermigrasi ke pegunungan melewati Nazca, penduduk setempat terpesona. Selain itu, burung-burung tersebut juga dianggap menjadi pertanda munculnya air.

Sehingga kehadiran burung-burung tersebut dianggap membawa cuaca baik dan air. Mereka kemudian membuat garis-garis itu sesuai dengan burung-burung tersebut. Namun, hingga saat ini, teori tersebut juga masih diperdebatkan dan perlu diteliti lebih lanjut.