Kisah Napi yang Dinyatakan Dokter Telah Meninggal, tapi Hidup Lagi

By Utomo Priyambodo, Senin, 26 Juli 2021 | 18:32 WIB
Ilustrasi kamar mayat. (Tom Bradnock/Flickr)

 

Jiménez, yang menjalani hukuman karena perampokan di Lembaga Pemasyarakatan Pusat Asturias di barat laut Spanyol, pertama kali diperiksa oleh dua dokter yang bertugas di penjara. Kedua dokter tersebut memeriksa Jiménez setelah ia ditemukan duduk tak sadarkan diri di kursi di dalam selnya, tanpa tanda-tanda kekerasan menjadi jelas.

Merasa sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan dari Jiménez, para dokter sepakat menyatakan dia telah meninggal. Satu jam kemudian seorang dokter forensik memeriksa tubuh Jiménez juga. Ia setuju dengan evaluasi pertama dan mengeluarkan laporan kematian ketiga.

Baru kemudian di kamar mayat para dokter menyadari ada sesuatu yang sangat salah.

Pada titik ini, Jiménez telah menghabiskan waktu di ruang penyimpanan dingin untuk membantu mengawetkan tubuhnya. Bahkan kulitnya telah ditandai dengan tanda pisau bedah sebagai persiapan untuk autopsi yang akan segera dilakukan. Pada saat itu tubuh Gonzalo Montoya Jiménez sudah siap dibedah, tapi kemudian ada keributan yang mengungkapkan sebuah kesalahan besar.

Baca Juga: Kisah Kremasi Mayat Pria AS yang Tubuhnya Mengandung Zat Radioaktif

"Para dokter forensik mulai mendengar suara-suara yang datang dari dalam kantong itu. Montoya tidak mati. Justru sebaliknya," lapor El Español.

"[Ahli patologi] forensik melanjutkan untuk membuka kantong tersebut dan menemukan narapidana itu masih hidup."

Jiménez kemudian dipindahkan di bawah penjagaan dengan ambulans ke rumah sakit lain agar kondisinya bisa pulih sepenuhnya. Dan, akhirnya di rumah sakit dia dilaporkan dalam kondisi yang masih benar-benar stabil. Mengenai bagaimana kekacauan itu bisa terjadi, otoritas penjara tampaknya juga tidak mengerti dan tidak bisa menjelaskannya.

"Saya tidak dapat mengomentari apa yang terjadi di Institute of Legal Medicine," kata juru bicara Layanan Penjara Spanyol (Spanish Prison Service) kepada media seperti dilansir Science Alert, "tetapi tiga dokter telah melihat tanda-tanda klinis kematian sehingga masih belum jelas saat ini persisnya mengapa hal ini terjadi."

Baca Juga: Mengapa Kita Terkadang Memimpikan Orang yang Sudah Meninggal?

 

Sehari sebelum Jiménez ditemukan "mati", dia mengeluh merasa sakit. Meskipun tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi sakitnya itu, para pejabat menggambarkan tubuhnya menunjukkan tanda-tanda sianosis. Tanda-tanda yang dijumpai adalah perubahan warna keunguan pada kulit yang disebabkan oleh sirkulasi yang buruk atau kurangnya sirkulasi oksigen.

Pihak rumah sakit mengatakan kepada media Spanyol bahwa kematian palsu bisa jadi merupakan kasus katalepsi. Ini adalah keadaan ketika tubuh memasuki kondisi trans atau kejang, menunjukkan hilangnya kesadaran dan sensasi, bersama dengan kekakuan fisik.

Bagaimana Jiménez bisa mengalami katalepsi tidaklah jelas. Namun catatan riwayat kesehatan Jiménez menunjukkan bahwa ia pernah mengalami epilepsi dan harus mengonsumsi obat secara rutin untuk mengobati kondisinya tersebut. Pihak keluarga mengatakan tidak selalu mudah bagi Jiménez untuk mematuhi jadwal pengobatannya di penjara sehingga itu mungkin merupakan salah satu hal yang menyebabkan kondisi katalepsinya.

Di rumah sakit, Jiménez dirawat secara intensif selama 24 jam sebelum akhirnya kesadarannya bisa pulih sepenuhnya dan ia mulai bisa berbicara lagi. Ketika Jiménez si "orang mati" itu bangun dan sudah sadar kembali, dia bertanya apakah dia bisa menemui istrinya.