Nationalgeographic.co.id—Seorang pria di Arizona, Amerika Serikat (AS), meninggal dan mayatnya kemudian dikremasi. Kremasi adalah proses yang biasa dilakukan pada mayat-mayat di AS. Namun yang tidak biasa dari kisah mayat pria ini adalah dalam tubuhnya terkandung zat radioaktif yang berbahaya.
Kisah ini terjadi pada 2017 saat seorang pria berusia 69 tahun yang mengidap kanker pankreas pergi ke sebuah rumah sakit dengan keluhan tekanan darah rendah yang tidak normal. Dua hari kemudian, pria itu meninggal dan jenazahnya kemudian dikremasi.
Yang tidak diketahui oleh siapa pun di rumah sakit atau krematorium, adalah bahwa kunjungannya ke rumah sakit dengan keluhan darah rendah itu bukanlah satu-satunya perjalanan pria itu ke rumah sakit baru-baru ini.
Hanya sehari sebelumnya, sebenarnya, dia telah disuntik dengan senyawa radioaktif di rumah sakit lain untuk mengobati tumornya. Maka ketika jenazahnya dibakar untuk kremasi, dosis lutetium Lu 177 dotatate yang radioaktif dan berpotensi berbahaya ini masih berada di dalam tubuhnya.
Laporan kasus ini telah diterbitkan pada tahun 2019 di Journal of the American Medical Association (JAMA). Laporan kasus medis ini menggambarkan risiko tambahan yang berpotensi timbul oleh rata-rata 18,6 juta prosedur kedokteran nuklir yang melibatkan radiofarmasi yang dilakukan di AS setiap tahunnya.
Baca Juga: Takdir Bom Atom 'Ketiga' Sekutu dan Para Ilmuwan yang Jadi Korbannya
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR