100 Tahun Lalu, Enstein Disambut Sebagai Pahlawan oleh Yahudi Amerika

By Fikri Muhammad, Rabu, 28 Juli 2021 | 18:00 WIB
Albert Einstein tiba di New York dengan SS Rotterdam IV; kerumunan orang menunggu kedatangannya di Amerika. ( Getty Images) ()

Tapi pandangan Einstein tentang Zionisme berbeda dari pandangan Weizmann. Einstein membenci nasionalisme, dia percaya, sebagian besar hal itu harus disalahkan atas perang global yang baru saja merenggut sekitar 40 juta nyawa. Dia awalnya menolak gagasan negara Yahudi dengan alasan itu. 

Pada pidato kepada para pemimpin buruh beberapa tahunkemudian, Einstein mencatat penolakan terhadap gagasan negara Yahudi dan menolak keras "nasionalisme sempit" yang akan menemaninya.

Pada akhirnya, kunjungan Amerika Serikat tidak sesukses yang Wiezmann bayangkan, hanya mengumpulkan $750.000 dari $4 juta yang diharapkan, lapor Smithsonian. Meski demikian, proyek Universitas Ibrani berhasil dan membuka pintunya pada April 1925. 

Einstein meninggalkan Jerman pada Desember 1932 dan tidak pernah kembali sejak Hitler berkuasa satu bulan kemudian. Ia menetap di AS secara permanen pada Oktober 1933.

Baca Juga: Surat Lama Einstein Ditemukan, Isinya Prediksi soal Indra Super Burung

 

Chaim Weizmann (kiri) telah merencanakan tur AS Albert Einstein (kanan) untuk mengumpulkan uang bagi Universitas Ibrani di Yerusalem. (Getty Images) ()

Kunjungan AS membuka mata Einstein terhadap penderitaan sesama Yahudi dan dia datang untuk merangkul komunitas Yahudi lebih dalam.

Sebuah esai pada 1934, Einstein menggambarkan aspek identitas yang paling berarti baginya. "Pengejaran pengetahuan untuk kepentingannya sendiri, cinta keadilan yang hampir fanatik dan keinginan untuk kemerdekaan pribadi. Ini adalah ciri-ciri tradisi Yahudi yang buat saya berterima kasih kepada bintang-bintang saya bahwa saya adalah miliknya," tulisnya.

Negara Israel didirikan pada 1948, dengan Weizmann menjabat sebagai presiden pertama (peran seremonial sebagian besar telah ditawarkan kepada Einsten, tapi ia menolaknya). 

Einstein, menghabiskan sebagian tahun terakhirnya di Princeton. Menjelang akhir hayatnya ia mengatakan: "Hubungan saya dengan orang-orang Yahudi telah mejadi ikatan manusia terkuat saya."

Baca Juga: Einstein Juga Manusia, Kehidupannya Tidak Melulu Tentang Hal Genius