Kenangan Prajurit Soviet Terakhir yang Membebaskan Auschwitz dari Nazi

By Fikri Muhammad, Kamis, 29 Juli 2021 | 10:00 WIB
Veteran perang Soviet David Dushman, 92, tengah, berbicara kepada orang-orang yang memegang bendera Ukraina saat ia menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Russian War Memorial di distrik Tiergarten di Berlin, Jerman. Dushman, prajurit Sekutu terakhir yang masih hidup yang terlibat. (Markus Schreiber) (Markus Schreiber)

Nationalgeographic.co.id—David Dushman. Dia adalah tentara Soviet terakhir yang masih hidup dan terlibat dalam pembebasan kamp kematian Nazi di Auschwitz. Dushman wafat pada usia 98 tahun pada 5 Juni 2021. 

"Setiap saksi sejarah yang berlalu adalah kerugian, tetapi mengucapkan selamat tinggal kepada David Dushman sangat menyakitkan," kata Charlotte Knobloch, mantan kepala Dewan Pusat Yahudi Jerman di laman Time. "Dushman berada tepat di garis depan ketika mesin pembunuhan Sosialis Nasional dihancurkan."

Sebagai seorang prajurit muda Tentara Merah, Dushman meratakan pagar listrik di sekitar kamp kematian Nazi yang terkenal kejam dengan tank T-34-nya pada 27 Januari 1945.

Tentara Soviet membebaskan tawanan Yahudi di Kamp Konsentrasi Auschwitz pada akhir Perang Dunia Kedua. (Wikimedia Commons)

Dushman pernah berkata bahwa ia dan rekan-rekannya tidak segera menyadari apa yang telah terjadi di Auschwitz.

"Kerangka di mana-mana," kenangnya dalam sebuah wawancara 2015 dengan surat kabar Munich Sueddeutsche Zeitung. "Mereka tersandung keluar dari barak, mereka duduk dan berbaring di antara orang mati. Mengerikan. Kami melemparkan mereka semua makanan kaleng kami dan segera maju, untuk berburu fasis."

Lebih dari satu juta orang, kebanyakan dari mereka adalah orang Yahudi yang dideportasi ke sana dari seluruh Eropa, dibunuh oleh Nazi di Auschwitz-Birkenau antara tahun 1940 dan 1945.

Dushman sebelumnya mengambil bagian dalam beberapa pertemuan militer paling berdarah dari Perang Dunia II, termasuk pertempuran Stalingrad dan Kursk.

Ia terluka parah tiga kali tetapi selamat dari perang, salah satu dari hanya 69 tentara di divisinya yang berkektuatan 12.000 orang.

Ayahnya, mantan dokter militer, dipenjara dan kemudian meninggal di kamp hukuman Soviet setelah menjadi korban salah satu pembersihan Josef Stalin. 

Baca Juga: Perempuan Berumur 18 Tahun Simone Segouin Tangkap 25 Nazi Pada PD II

 

Anak-anak yang menjadi tahanan Nazi di Auschwitz menggunakan jaket tahanan ukuran dewasa. (Wikimedia Commons)

Setelah perang, Dushman membantu melatih tim anggar naional wanita Uni Soviet selama empat dekade dan menyaksikan serangan oleh delapan teroris Palestina terhadap tim Israel di Olimpiade Munich 1972, yang mengakibatkan kematian 11 orang Israel, lima orang Palestina dan seorang polisi Jerman.

Di kemudian hari, Dushman mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberi tahu siswa tentang perang dan kengerian Holocaust. Dia juga secara teratur membersihkan medali militernya untuk berpartisipasi dalam pertemuan veteran.

"Dushman adalah pelatih anggar legendaris dan pembebas terakhir kamp konsentrasi Auschwitz," kata Komite Olimpiade Internasional dalam sebuah pernyataan.

Orang-orang Yahudi saat menunggu dideportasi ke kamp kematian Auschwitz. (Universal History Archive/Getty Images)

Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach memberikan penghormtan kepada Dushman, menceritakan bagaimana ia sebagai pemain anggar muda untuk Jerman Barat dilatih oleh veteran pada tahun 1970.

"Meskipun pengalaman pribadi Tuan Dushman dengan Perang Dunia II dan Auscwitz, dan dia menjadi seorang pria asal Yahudi," kata Bach dalam pernyataan. "Ini adalah sikap manusia yang begitu dalam sehingga saya tidak akan pernah melupakannya."

Dushman melatih beberapa pemain anggar paling sukses di Uni Soviet, termasuk Valentina Sidorova dan terus memberikan pelajaran hingga usia 90-an, lapor Komite Olimpiade Internasional.

Rincian tentang pengaturan pemakaman Dushman tidak segera diketahui. Istri Dushman, Zoja, meninggal beberapa tahun lalu. 

Baca Juga: Para Pesohor yang Mengabadikan Dirinya pada Peristiwa 'D-Day'