Nationalgeographic.co.id—Tidak hanya manusia, hewan-hewan ternyata juga mengalami perubahan perilaku selama pandemi COVID-19 akibat virus corona saat ini. Sementara manusia mulai mengubah perilakunya dengan selalu pakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak, perilaku hewan-hewan di Taman Margasatwa Ragunan ternyata juga berubah seiring dengan perbedaan suasana yang mereka rasakan selama pandemi ini.
Selama pandemi, jumlah pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan berkurang drastis. Bahkan, seringkali tidak ada pengunjung mengingat selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) maupun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tempat-tempat wisata seperti Taman Margasatwa Ragunan harus ditutup untuk sementara waktu.
Perubahan suasana di Taman Margasatwa Ragunan yang biasanya ramai pengunjung dan kini sepi bahkan tidak ada pengunjung ini turut mengubah perilaku hewan-hewan yang ada di dalamnya. Beberapa petugas perawat satwa di Taman Margasatwa Ragunan mengungkapkan perubahan perilaku hewan-hewan tersebut kepada National Geographic Indonesia.
Ketut Widarsana, salah satu petugas di Taman Margasatwa Ragunan, mengatakan bahwa secara umum satwa-satwa di Ragunan selama pandemi ini terlihat lebih nyaman dan lebih relaks. "Karena pada dasarnya, kalau hidup di habitatnya, mereka juga tidak diganggu dan ditonton (manusia) sehingga mereka jadi lebih nyaman dan lebih relaks."
Sebagai contoh, gorila di Ragunan kini memiliki perilaku yang lebih tenang selama sepi atau tak ada pengunjung di masa pandemi ini. Sebab, biasanya kerap ada gangguan bila ada pengunjung yang datang.
Namun begitu, gorila di Ragunan kadang memperlihatkan sikap "seperti sedang menunggu." Sebab, biasanya ada banyak pengunjung yang datang mendekati kandangnya, tapi kini selama pandemi jadi sepi bahkan tidak ada pengunjung.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Simpanse dan Gorila Terlihat Berperang di Alam Liar
Helmi Feril, perawat gorila di Taman Margasatwa Ragunan, mengatakan bahwa sebelum pandemi ketika jumlah pengunjung di Ragunan masih ramai, "gorila sering sekali bertingkah aneh, seperti gebuk-gebuk badan dan naik-naik." Perilku gorila ini seperti hendak mencari perhatian atau pamer aksi terhadap pengunjung. "Tapi sekarang gorila jadi lebih pendiam," ucap Helmi.
Helmi juga mengatakan bahwa gorila di sana memiliki sifat jail seperti manusia. Sewaktu memberi minum gorila di sana, "tangan saya ditarik-tarik. Jail," ujar Helmi.
"Dan juga kadang-kadang dia suka ngadu. Ketika dia sedang sakit, dia ngadu," tambah Helmi. Gorila itu menghampiri Helmi dan kemudian batuk dan "kasih unjuk kalau dia itu lagi meler. Memang seperti manusia karakternya," ucap Helmi yang sudah menjadi perawat gorila di Ragunan sejak 2003.
Baca Juga: Setelah 150 Tahun, Misteri Buaya Bertanduk Akhirnya Terpecahkan
Arif Akbar, perawat reptil buaya di Taman Margasatwa Ragunan, menceritakan bahwa buaya-buaya di Ragunan tampak lebih tenang dan senang selama sepi atau tidak ada pengunjung saat ini. "Karena buaya di sini kan buaya liar semua. Malah lebih senang dia, malah lebih sesuai habitatnya dia, lebih tenang," ujar Arif.
"Kan biasaya kalau banyak orang kan, dia malah ngumpet. Tapi kalau sekarang malah lebih sering muncul. Karena sebetulnya buaya itu takut sama manusia, lho, kalau di liarnya lho, di alamnya," tutur Arif.
Arif menambahkan saran jika manusia bertemu buaya di alam liar, sebaiknya tetap diam dan tenang saja agar tak diserang. "Jangan menimbulkan ada pergerakan. Karena buaya itu sensitif jika ada suara dan gerakan," ujarnya.
Arif berharap pandemi ini bisa segera berlalu. Sebab, ia mengaku kangen dengan suasana Taman Margasatwa Ragunan yang ramai. "Karena kan kita bisa interaksi sama pengunjung, sama ngelihat orang banyak, dan kita bisa kasih tahu pengunjung jenis buaya yang kita kasih makan."
Baca Juga: Buat yang Penasaran Mengapa Gorila Jantan Suka Menggebuk Dada