Ilmuwan Mencoba Mencegah Malaria dengan Rekayasa Genetik Nyamuk

By Eric Taher, Selasa, 3 Agustus 2021 | 18:00 WIB
Nyamuk Anopheles freeborni yang sedang mengisap darah manusia. (Public Domain)

Untuk penelitian ini, para ilmuwan menggunakan teknologi Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR). Dengan teknologi tersebut, mereka membuat sebuah gen mutasi yang dinamakan Ag(QFS)1 pada nyamuk An. gambiae jantan. Gen mutasi ini kemudian ditransmisikan melalui perkawinan ke nyamuk An. gambiae betina.

Gen mutasi ini kemudian mengedit gen bernama doublesex pada nyamuk betina, sehingga menghasilkan anak nyamuk yang mandul. Seiring waktu, generasi nyamuk mandul ini perlahan-lahan akan memusnahkan populasi nyamuk secara keseluruhan.

"Gen mutasi ini mampu bertahan lama dan bekerja dengan cepat," ujar Dr. Andrew Hammond kepada The Guardian. Hammond merupakan ahli biologi molekuler Imperial College London yang memimpin penelitian ini. "Teknologi ini dapat merevolusi cara kita dalam memberantas malaria," lanjutnya.

Baca Juga: Sains Terbaru: Eksperimen Sebar Nyamuk Aedes aegypti di Yogyakarta

Plasmodium malariae, protozoa yang disebarkan nyamuk Anopheles. Mereka menyebabkan malaria pada manusia. (Wikimedia Commons)

Rencananya, para nyamuk yang sudah dimutasi ini akan dilepas ke alam liar, dengan tujuan membersihkan seluruh nyamuk penyebab malaria. Untuk memastikan keberhasilannya, para peneliti pun melakukan sejumlah percobaan di lab untuk mengukur efektivitas mutasi nyamuk ini.

Dilansir dari The Guardian, para peneliti ini melakukan eksperimen pertamanya pada 2018. Eksperimen tersebut dilakukan terhadap 600 ekor nyamuk An. gambiae dalam sebuah kandang kecil. Populasi ini akhirnya habis setelah 7 sampai 11 generasi.

Eksperimen lanjutan kemudian dilakukan di Italia. Para peneliti melepas sejumlah nyamuk yang telah direkayasa ke dalam kandang yang lebih besar. Kandang ini menjadi simulasi lingkungan yang digunakan untuk melihat bagaimana nyamuk mutan ini bertahan di alam liar, dan seberapa cepat mereka dapat menyebarkan gen mutasinya.

Baca Juga: Sains Terbaru, Nyamuk Hasil Rekayasa Genetika Dilepas ke Alam di AS