Selain digunakan untuk berperang, prasasti milik Maharaja Bundi menunjukkan bahwa katar juga dapat digunakan untuk membunuh gajah. Konon mampu menembus tengkoraknya.
Penanggalan awal katar tidak pernah ditetapkan. Diduga senjata ini telah berkembang selama periode Mughal awal, seperti yang disebut-sebut oleh pelancong Ibnu Batuta.
Selama paruh kedua abad ke-16, lukisan-lukisan di Hamzanama menunjukkan katar yang berbeda dari katar yang kita lihat di India Selatan selama periode yang sama. Lukisan Mughal awal menunjukkan bentuk persenjataan Islam yang dicampur dengan bentuk tradisi India.
Miniatur di Padshahnama, diilustrasikan sekitar setengah abad kemudian, terus menunjukkan perkembangan katar. Bahwa gaya senjata ini tersebar luas di seluruh India dan menjadi senjata populer di Istana Mughal sejak awal pemerintahan mereka.
Sejumlah katar India Selatan dari abad ke-16 dan abad ke-17 terdapat di museum dan koleksi pribadi. Banyak diantaranya, bersama dengan senjata lainnya, disimpan di gudang senjata Tanjore hingga akhir abad ke-19 ketika gudang senjata itu tidak digunakan lagi. Jauh sebelumnya, bentuk-bentuk katar yang spesifik dan terperinci juga ditunjukkan dalam pahatan di kuil Seshagirirayar Mandapa, Candi Ranganatha di Srirangam.
Baca Juga: Peradaban Tertua di Dunia dan Benua Kumari Kandam yang Hilang
Ada perbedaan antara katar di India Utara dan Selatan pada abad ke-16. Namun demikian, jelas merujuk pada akarnya pada periode yang jauh lebih awal, tulis Jens Nordlunde, dalam penelitian yang berjudul How Old is the Katar?
Di Vallore pada abad ke-16, senjata berbentuk katar ditampilkan di Kuil Jalakanthesvara Mandapa. Bentuk belati ini bilahnya pendek dan sangat tebal di pangkal. Bilahnya mengisyaratkan dengan kuat bahwa itu bisa menjadi senjata yang sangat awal pada saat patung dibuat. Fitur menarik lain ialah sarung tangan yang menutupi tangan. Tidak seperti cangkang pelindung tangan yang sering terlihat di katar selatan.
Baca Juga: Kerangka Kuno Manusia dengan Kedua Tangan Terikat Ditemukan di Inggris
Bilahnya mungkin dari jenis senjata yang lebih tua, tetapi tidak pasti berapa usianya sarung tangannya. Mungkin senjata yang ditampilkan adalah kombinasi artistik dari pisau tua dan pelindung tangan yang digunakan saat patung dibuat. Jika benar, itu akan menunjukkan bahwa bilah awal harus dibuat dengan proposri yang tebal supaya kuat dalam pertempuran. Tapi itu juga menujukkan kepada kita bahwa mungkin sarung tangannya lebih tua dari yang kita duga.
Ada sebuah batu peringatan pahwalan di museum di Shimoga yang letaknya di wilayah barat daya Karnataka. Batu ini diperkirakan berasal dari abad ke-16 meskipun komposisi dan gaya para pejuangnya digambarkan pada penanggalan lebih awal.
Batu itu menampilkan adegan mitologi dan ritual, serta sekelompok prajurit yang terlibat dalam pertempuran. Adegan seperti itu jarang terjadi dan detail yang ditampilkan memberikan wawasan tentang persenjataan awal yang digunakan oleh umat Hindu awal.
Digambarkan, prajurit membela diri dengan perisai bundar besar dan memegang pedang bergaya kopis, bentuk yang digunakan sejak abad ke-10. Prajurit berkuda itu menyerang musuhnya dengan tombak yang terangkat, dan penggambaran yang jelas dari katar yang telah berkembang terselip di ikat pinggangnya.
Sampai saat ini, batu itu menjadi spekulasi yang tidak berdasar tanpa penelitian lebih lanjut, tulis Nordlunde. Tetapi kita bisa menerima bahwa itu jatuh pada abad ke-16.
Baca Juga: Sejarah Catur dari India, Dimainkan Sahabat Nabi, Masuk Hindia Belanda