Kenapa Hewan Mengenal Angka Tetapi Cuma Manusia Bisa Matematika?

By Fikri Muhammad, Jumat, 6 Agustus 2021 | 09:00 WIB
Kepekaan terhadap angka bukanlah hal unik yang hanya dimiliki manusia. Hewan juga dapat melihat dan bertindak berdasarkan rangsangan numerik. (FREEPIK)

Semakin lama, selera kita untuk angka tumbuh. Kita mulai menggunakan sistem simbolis yang lebih maju untuk mewakili angka-angka.

"Saat ini, kebanyakan manusia menggunakan sistem angka Hindu-Arab untuk menghitung. Penemuan yang luar biasa, ia hanya menggunakan sepuluh simbol (0-9) dalam sistem posisi untuk mewakili serangkaian angka yang tak terbatas," kata Goebel. 

Ketika anak manusia memperoleh arti angka numerik, mereka sudah tahu kata-kata angka. Memang, kata-kata untuk angka yang dihasilkan anak-anak biasanya kecil, membaca urutan seperti "satu-dua-tiga-empat-lima" dengan mudah.

Pembelajaran kata bilangan juga dibentuk oleh lingkungan. Munduruku, suku asli di Amazon, memili sedikit kata untuk angka pasti. Sebaliknya, mereka menggunakan kata perkiraan untuk menunjukkan jumlah lain, seperti "beberapa" dan "banyak". Di luar kosakata jumlah kata yang tepat, kinerja perhitungan Munduruku selalu mendekati. Ini menunjukkan bagaimana lingkungan bahasa yang berbeda memengaruhi akurasi orang dalam memberi nama angka pasti. 

Baca Juga: Cara Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak: Latih Kognitif Mereka

Angka-angka Bakhshali yang berusia 1.500 tahun ini menggambarkan sistem numerik kita saat ini. (WIKIMEDIA)

Banyak anak-anak dan orang dewasa berjuang dengan matematika. Tapi apakah salah satu dari sistem bilangan ini terkait dengan kemampuan matematika?

Dalam satu penelitian American Psychological Association anak-anak pra-sekolah dan sistem bilangan bilangan yang lebih tepat ditemukan mampu melakukan aritmatika dengan baik di tahun berikutnya dibanding rekan mereka dengan sistem bilangan perkiraan yang kurang tepat. Namun secara umum, efek ini kecil dan kontroversial.

Kemampuan untuk berpindah dari kata angka yang diucapkan (dua puluh lima) ke simbol angka tertulis (25) adalah prediktor keterampilan aritmatika yang lebih andal pada anak sekolah dasar. Sekali lagi, menurut Goebel, ini menujukkan bahwa bahasa memainkan peran sentral dalam cara manusia menghitung. 

"Sementara hewan dan manusia secara rutin mengekstrak informasi numerik dari lingkungan mereka, bahasalah yang pada akhirnya membedakan kita - membantu kita tidak hanya memilih semak yang paling sarat dengan buah beri, tetapi juga melakukan jenis perhitungan yang menjadi dasar peradaban," tutur Goebel. 

Baca Juga: Buku Matematika 140 Tahun Ungkap Kondisi Kehidupan Indonesia Kuno