"Perangkat termoelektrik telah digunakan (saat ini), tetapi hanya dalam aplikasi khusus, seperti di penjelajah Mars," kata Mercouri Kanatzidis dalam rilis Northwestern University.
Kanatzidis, ahli kimia yang berspesialisasi dalam desain material baru, menjelaskan bahwa para peneliti mampu mencapai tingkat konversi tinggi setelah mengidentifikasi dan menghilangkan masalah oksidasi yang telah menurunkan kinerja. Target aplikasi utama perangkat termoelektrik adalah menangkap panas limbah industri, dengan potensi penghematan energi yang sangat besar.
Selenida timah polikristalin dapat dikembangkan untuk digunakan dalam perangkat termoelektrik solid-state di berbagai industri. Potensi penghematan energi yang sangat besar. Target aplikasi utama adalah menangkap panas limbah industri—seperti dari pembangkit listrik, industri mobil dan pabrik pembuatan kaca dan batu bata—lalu mengubahnya menjadi listrik.
Baca Juga: Teknik Memasak Ayam dengan Menamparnya Berkali-kali. Apakah Bisa?
Selama ini, lebih dari 65 persen energi yang dihasilkan secara global dari bahan bakar fosil hilang sebagai limbah panas. "Perangkat ini belum menangkap seperti sel surya, dan ada tantangan yang signifikan untuk membuatnya lebih baik. Kami berfokus pada pengembangan bahan yang akan berbiaya rendah dan kinerja tinggi yang mendorong perangkat termoelektrik ke dalam aplikasi yang lebih luas," kata Kanatzidis.
Kanadzidis mengatakan, perangkat termoelektrik saati ini sudah didefinisikan dengan baik. Akan tetapi, hal yang membuatnya bekerja dengan baik atau tidak adalah bahan termoelektrik di dalamnya. Satu sisi perangkat panas dan sisi lainnya dingin, sedangkan bahan termoelektrik terletak di tengah. Panas mengalir melalui material, sementara sebagian panas diubah menjadi listrik.
Menurutnya, materialnya harus memiliki konduktivitas termal yang sangat rendah sembari tetap mempertahankan konduktivitas listrik yang baik agar efisien saat mengkonversi panas limbah. Dan karena sumber panasnya bisa mencapai 400-500 derajat Celcius, material harus stabil pada suhu yang sangat tinggi.
Baca Juga: Ekspedisi Ungkap 'Bom Panas' Berbahaya Telah Memasuki Samudra Arktik