Berkat Teleskop Ini, Lima Supernova Tersembunyi Berhasil Terdeteksi

By Wawan Setiawan, Minggu, 8 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Gambar menunjukkan galaksi Arp 148, yang ditangkap oleh teleskop Spitzer dan Hubble NASA. Data Spitzer yang diproses secara khusus ditampilkan di dalam lingkaran putih, mengungkapkan cahaya inframerah dari supernova yang tersembunyi oleh debu. (NASA/JPL-Caltech)

 

Seperti yang dilansir oleh techexplorist.com, Ori Fox, seorang ilmuwan Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland, mengatakan, “hasil yang dicapai dengan Spitzer ini menunjukkan bahwa survei optik yang telah lama kami andalkan untuk mendeteksi supernova, kehilangan hingga setengah dari ledakan bintang yang terjadi di luar sana, di alam semesta. Ini merupakan berita bagus di mana jumlah supernova yang kita lihat dengan Spitzer secara statistik konsisten dengan prediksi secara teoretis.” Hasil studi Ori Fox tentang hal ini terbit di jurnal Oxford Academic pada 21 Juni 2021, yang berjudul A Spitzer survey for dust-obscured supernovae.

Telah lama, para peneliti yakin bahwa supernova yang hilang atau tidak terlihat disebabkan oleh adanya debu. Di alam semesta ini galaksi yang berumur jauh lebih muda memiliki tingkat pembentukan bintang yang lebih tinggi, sayangnya mereka juga cenderung memiliki jumlah debu yang lebih tinggi juga. Debu-debu ini dapat menyerap serta menyebarkan cahaya optik dan ultraviolet sehingga mencegahnya untuk mencapai teleskop.

Baca Juga: Kabar dari Langit, Teleskop Hubble Berhasil Diperbaiki Usai Mati Suri

Teleskop Luar Angkasa Spitzer NASA. Spitzer memulai fase misi (NASA/JPL-Caltech)

“Karena alam semesta lokal telah sedikit tenang sejak tahun-tahun awal pembentukan bintang, kami melihat jumlah supernova yang diharapkan dengan pencarian optik tipikal. Persentase deteksi supernova yang diamati turun, bagaimanapun, saat Anda semakin jauh dan kembali ke zaman kosmik di mana galaksi-galaksi yang lebih berdebu mendominasi,” kata Fox.

“Debu yang ada di galaksi inframerah luminous dan ultra-luminous menyerap cahaya optik dari objek seperti supernova tetapi memungkinkan cahaya inframerah dari objek yang sama melewati tanpa terhalang untuk dideteksi oleh teleskop seperti Spitzer,” terang Fox.

“Sangat menyenangkan bagi beberapa mahasiswa sarjana kami untuk berkontribusi secara berarti pada penelitian yang menarik ini. Mereka membantu menjawab pertanyaan, 'ke mana perginya semua supernova?'” kata rekan penulis studi, Alex Filippenko, seorang profesor astronomi di University of California, Berkeley.

Baca Juga: Astrofotografi: Bagaimana Foto-Foto Paling Ikonik Luar Angkasa Dibuat?

NGC 5010 adalah salah satu galaksi inframerah luminous. (Wikipedia)

Fox menjelaskan lebih lanjut, “studi kami telah menunjukkan bahwa model pembentukan bintang lebih konsisten dengan tingkat supernova daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dan dengan mengungkap supernova tersembunyi ini, teleskop Spitzer telah menyiapkan panggung untuk jenis penemuan baru dengan teleskop luar angkasa Webb dan Roman.”

Pada dasarnya, tingkat ledakan supernova itu memiliki peran dalam pembentukan bintang dan penciptaan unsur-unsur berat di alam semesta, yang lebih dominan adalah unsur logam. Unsur-unsur tersebut bisa menjadi unsur penting dalam pembentukan planet berbatu dan makhluk biologis.

Baca Juga: Teleskop Hubble Tangkap Gambar Detail Triangulum, Si Galaksi Tetangga