NASA Melakukan Pencarian Tanda-tanda Kehidupan Purba di Planet Mars

By Fadhil Ramadhan, Rabu, 11 Agustus 2021 | 13:00 WIB
Batuan berlapis merata di Mars menunjukkan pola khas endapan sedimen dasar danau. Lokasinya tidak jauh dari hulu danau. (NASA/JPL-Caltech/MSSS)

 

Penelitiaan sebelumnya telah mengungkap bahwa di saat danau Kawah Gale hadir (bahkan di saat mengering), air tanah bergerak di bawah permukaan dengan melarutkan dan mengangkut bahan-bahan kimia.

Setelah mengendap, beberapa batu lumpur mengalami kondisi dan proses yang berbeda. Ia berinteraksi dengan air dan mengubah kandungan mineralnya. Proses ini dikenal sebagai ‘diagenesis’ yang seringkali menghapus catatan tanah dan memperumit jalannya penelitian.  Diagenesis menciptakan lingkungan bawah tanah yang dapat mendukung kehidupan mikroba.

“Ini adalah tempat yang sangat tepat untuk mencari bukti kehidupan purba di planet Mars, dan mengukur kelayakannya untuk dihuni. Meskipun diagenesis dapat menghapus tanda-tanda kehidupan di danau, tetap ada gradien kimia yang terbentuk dan diperlukan untuk penelitian ini. Kami sangat senang menemukan gradien tersebut,” kata John Grotzinger.

Dia merupakan penyelidik dan penulis CheMin di California Institute of Technology, juga di Caltech, Pasadena California.

Baca Juga: Kisah Sedih Laika si Anjing Luar Angkasa dan Perjalanannya ke Orbit

Foto bertajuk 'Once in Blue Danube' yang menangkap wajah Mars yang lain. (NASA)

Dengan membandingkan detail mineral dari kedua sampel, tim menyimpulkan bahwa lapisan di atas sedimen melakukan penyaringan pada air asin, sehingga menghilangkan sebagian kandungan mineral. Air asin diduga berasal danau pada lingkungan yang lebih kering. Sedangkan danau air tawar relatif hadir bersamaan dengan terbentuknya batu lumpur. Inilah bukti terjadinya perubahan iklim di planet Mars pada miliaran tahun yang lalu.

Para ilmuwan juga memberikan informasi lebih rinci yang memandu penyelidikan Curiosity selanjutnya. Informasi ini juga akan digunakan oleh tim NASA’s Mars 2020 Perseverance, saat mereka mengevaluasi dan memilih sampel batuan untuk dibawa ke Bumi.

"Kami telah mempelajari sesuatu yang sangat penting, yaitu ada beberapa bagian dari batuan Mars yang sulit diteliti karena dalam keadaan tidak terawat. Belum dapat diketahui tentang kehidupan sebelumnya dan kelayakan hidup planet ini," kata Ashwin Vasavada, ilmuwan proyek Curiosity sekaligus rekan penulis di NASA’s Jet Propulsion Laboratory in Southern California.

Saat ini Curiosity sedang dalam tahap awal menyelidiki transisi ke "unit bantalan sulfat", atau batuan yang diperkirakan terbentuk saat iklim Mars mengering.

Baca Juga: Dengan Mengukur Gempa, Peneliti Mencoba Membedah Isi Planet Mars