Sebanyak 12 Negara Izinkan Perempuan Berperang

By , Selasa, 29 Januari 2013 | 16:40 WIB
()

IsraelTahun 1985, Angkatan Pertahanan Israel (IDF) mulai menempatkan perempuan pada posisi pertempuran. Tahun 2009, para perempuan ini bertugas pada unit artileri, pasukan penyelamat, dan pasukan anti pesawat. Sementara itu perempuan juga diwajibkan mengambil bagian dalam wajib militer selama dua tahun.

Selandia BaruPerempuan di Selandia Baru mampu bertugas di semua unit pertahanan, termasuk infantri, perlengkapan persenjataan, dan artileri, sejak disahkannya Undang-Undang pada tahun 2001. Namun, empat tahun kemudian sebuah laporan menyatakan kondisi ini telah mendorong pergesaran dalam masyarakat mengenai "nilai-nilai perempuan mau pun laki-laki".

NorwegiaTahun 1985, Norwegia menjadi negara pertama yang tergabung dalam NATO yang mengizinkan perempuan untuk mengemban tugas di semua kapasitas tempur termasuk kapal selam. "Beberapa perempuan tertarik dengan infantri dan kavaleri, melakukan pekerjaan hebat di Angkatan Bersenjata Norwegia," ungkap Kolonel Ingrid Gjerde, seorang perwira infantri yang telah mengabdi selam 25 tahun di militer Norwegia.Lebih lanjut, Gjerde yang juga bertindak sebagai Komandan Pasukan Norwegia di Afganistan pada tahun 2012 menambahkan, "Bukanlah masalah besar bagi perempuan jika ingin masuk ke dalam bidang ini jika mengetahui standar (yang ada), juga bukanlah hal yang sulit bagi perempuan untuk melatihnya hingga mencapai standar tersebut jika mereka benar-benar bertekad," ungkapnya.