Lonjakan kasus pansitopenia kucing yang parah dimulai pada akhir Mei 2021. Kondisi yang mengkhawatirkan mengingat penyakit ini biasanya bersifat langka.
"Biasanya, kita mungkin melihat satu kasus ini per tahun tetapi kita telah melihat sekarang sepuluh kucing dengan pansitopenia parah (terdiri dari leukopenia parah, trombositopenia dan anemia) dalam empat minggu terakhir," ujar Dr. Barbara Glanemann dari RVC.
"Kucing-kucing itu sangat tidak sehat, mengalami pendarahan spontan dan sering membutuhkan transfusi multipel untuk stabilisasi sebelum invetigasi apa pun dapat dilakukan," tutur Glanemann, seperti dilansir Nature World News.
Baca Juga: Kucing Peliharaan Ternyata Berasal dari Timur Dekat dan Mesir Kuno
Dalam investigasi baru-baru ini, RVC dan Badan Standar Makanan di Inggris (FSA) mengatakan wabah itu dapat dikaitkan dengan racun dalam makanan kucing yang telah ditarik dari peredaran. Mereka meneliti beberapa merek makanan kucing yang telah ditarik kembali pada bulan Juni seperti makanan kucing hipoalergenik dengan keluaran Sainsbu. Selain itu, mereka juga meneliti makanan kucing dengan merek Applaws dan AVA keluaran Pets at Home.
“Inevstigasi kami sedang berlangsung dan kami masih mengumpulkan data dari para dokter hewan yang berpraktik, serta menguji sampel makanan yang terkait dengan kucing yang terkena dan yang tidak terpengaruh untuk menentukan signifikansi temuan ini. Kami telah membagikan hasil kami dengan FSA untuk membantu mereka terkait investigasi mereka atas masalah ini," lapor RVC.
Perusahaan manufaktur Fold Hill Foods yang memproduksi ketiga jenis makanan kucing dari dua perusahaan yang disebutkan di atas itu secara sukarela telah mengeluarkan penarikan pencegahan produk makanan kucing tertentu setelah mereka mengetahui bahwa FSA sedang menyelidiki hubungan potensial antara penyakit dan makanan mereka.
Baca Juga: Sampai Umur Berapa Seekor Kucing Bisa Hidup Menemani Pengasuhnya?