Peneliti Kembangkan Plester untuk Mendeteksi Penyakit Pada Jantung

By Maria Gabrielle, Jumat, 20 Agustus 2021 | 11:00 WIB
Peneliti merancang sensor berupa plester untuk mendeteksi penyakit kardiovaskular. (Sheng Xu)

Nationalgeographic.co.id—Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi ditemukan berbagai cara untuk mendeteksi suatu penyakit. Ada banyak penyakit akut yang tersembunyi di bawah lapisan kulit dan tidak jarang sulit untuk dideteksi.

Guna mengatasi hal ini, tim insinyur dari Universitas of California San Diego (UCSD) telah mengembangkan sebuah sensor yang mudah dipakai. Dilansir dari Physics World sensor berupa plester ini mampu mendeteksi dan memantau aliran darah di jaringan dalam secara konstan untuk memantau kardiovaskular.

Plester atau wearable patches telah berhasil memantau fisiologi kulit pada kedalaman yang relatif dangkal. Adapun kendala dari sensor ini adalah belum dapat menembus jaringan yang dalam.

Idealnya, sensor harus memiliki kemampuan memindai pada kedalaman tertentu untuk dapat dikatakan bekerja dengan baik. Faktor ini menjadi keharusan karena sinyal fisiologis muncul dari lapisan–lapisan jaringan yang tipis.

Dalam jurnal yang dipublikasikan di laman Nature Biomedical Engineering dengan judul Continuous monitoring of deep-tissue haemodynamics with strectchable ultrasonic phased arrays dituliskan bahwa plester sensor yang baru ini mampu memindai secara langsung struktur jaringan dalam skala kecil, seperti sel darah merah. Kemudian data yang diperoleh digunakan untuk membantu dokter dalam mendiagnosa masalah kardiovaskular pada tahap awal.

“Peranti (plester) yang mudah digunakan ini dapat memberikan citra yang lebih komprehensif dan lebih akurat mengenai apa yang terjadi di jaringan dalam dan organ penting, seperti jantung dan otak,” ujar Sheng Xu, profesor teknik nano dari UCSD Jacobs School of Engineering kepada Physics World.

Baca Juga: Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular dengan Makanan Kaya Vitamin K

Plester praktis dengan sensor ini bisa ditempel di dada atau dada tanpa mengganggu pengguna dalam beraktivitas. Para peneliti telah membuktikan keakuratan dari sensor di plester, saat ini mereka berencana untuk mengembangkan fitur nirkabel. (UC San Diego)

Plester baru ini terdiri dari serangkaian transduser ultrasound berukuran kecil yang dipasangkan pada selembar polimer tipis. Teknologi semacam itu memungkinakan sensor untuk memindai dengan akurat sinyal–sinyal kardiovaskular hingga sedalam 14 sentimeter di bawah kulit.

Kemampuan penetrasi memindai plester berasal dari rangkaian transduser yang bisa dikendalikan secara terpisah. Maka dari itu, transduser dapat diprogram untuk memancarkan gelombang suara berintensitas tinggi secara sinkron maupun sebaliknya.

Bila dibandingkan dengan perangkat - perangkat konvensional serupa, cara kerja plester baru ini jauh lebih praktis. Perangkat–perangkat kovensional masih perlu dipindahkan dan diganti untuk memindai bagian–bagian tubuh yang lain.

Baca Juga: Psikiater: Pandemi Berkepanjangan Buat Masyarakat Jenuh Beradaptasi

“Dengan teknologi baru ini, kita dapat menggunakan ultrasound dengan lebih praktis,” ujar Muyang Lin, kandidat doktor teknik nano di UCSD.

“Plester sensor ini memungkinkan kita memindai organ – organ pusat dan aliran darah dengan akurat. Hal ini tentu tidak akan dimungkinkan jika hanya menggunakan satu transduser,” tambahnya.

Plester dengan ukuran yang kecil dan nyaman digunakan ini bisa ditempel di bagian leher atau dada. Benda ini juga bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama tanpa mengganggu pengguna untuk beraktivitas.

Selain itu, dengan kapasitas untuk pemantauan jangka panjang dan berkelanjutan dapat menghasilkan data penting bagi para dokter untuk memberikan diagnosis berbagai penyakit kardiovaskular seperti disfungsi katup jantung, sirkulasi aliran darah yang kurang baik, penyumbatan atau pengentalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Peneliti telah menguji kinerja dari plester dibandingkan perangkat konvensional yang biasa digunakan di klinik kesehatan. Jika penggunaan perangkat membutuhkan tenaga ahli untuk mengoperasikannya, plester ini bisa digunakan sendiri.

Selain bisa mengurangi penggunaan tenaga manusia, diharapkan kehadiran plester ini mampu mengurangi risiko kesalahan manusia. Para peneliti telah membuktikan keakuratan dari sensor di plester, saat ini mereka berencana untuk mengembangkan fitur nirkabel.

Baca Juga: Bagaimana Jean Hilliard Bisa Selamat meski Tubuhnya Telah Membeku?