Medan Magnet Bumi Melemah Setiap 200 Juta Tahun, Buktinya Ditemukan

By Wawan Setiawan, Rabu, 25 Agustus 2021 | 12:00 WIB
Medan magnet Bumi telah berperan penting dalam melindungi planet beserta semua kehidupan yang ada dari bahaya radiasi. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Kita telah mengetahui bahwa Bumi adalah bola magnet raksasa. Oleh karena itu ia memiliki medan magnet yang tidak dapat kita lihat. Medan magnet raksasa ini mengelilingi Bumi berperan penting dalam memberikan perlindungan pada planet dan bagi seluruh kehidupan yang ada terhadap radiasi yang datang dari luar angkasa. Akan tetapi, medan magnet ini tidak selamanya kuat, para ilmuwan mengetahui bahwa setiap 200 tahun medan magnet Bumi ini akan melemah.

Sepertinya, teori siklus melemahnya medan magnet Bumi ini telah didukung oleh sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Liverpool. Studi baru mereka ini berusaha mengisi celah penting yang ada pada studi yang dilakukan oleh ilmuwan sebelumnya. Kekurangan data yang tidak diperoleh pada saat itu.

Dalam penelitian baru tersebut, para ilmuwan mencoba menganalisis gelombang mikro dan  paleomagnetik termal yang ada pada contoh bebatuan dari aliran lava purba di Skotlandia Timur. Hal ini mereka lakukan untuk mengukur kekuatan medan magnet bumi pada periode penting dimana tidak ada data yang didapatkan pada penelitian sebelumnya. Analisis yang dilakukan yaitu pengukuran sampel dari 200 hingga 500 juta tahun yang lalu. Data ini telah dikumpulkan kurang lebih 80 tahun terakhir.

 

Dilansir dari Techexplorist.com, Dr. Louise Hawkins, seorang ahli paleomagnet Liverpool dan penulis utama makalah ini mengatakan, “Analisis magnetik komprehensif aliran lava Strathmore dan Kinghorn ini adalah kunci untuk mengisi periode menjelang Kiaman Superchron, periode di mana kutub geomagnetik stabil dan tidak membalik selama sekitar 50 juta tahun.”

Ia melanjutkan, “Dataset ini melengkapi penelitian lain yang telah kami kerjakan selama beberapa tahun terakhir, bersama rekan-rekan kami di Moskow dan Alberta, yang sesuai dengan usia di dua lokasi ini.”

Berdasarkan data yang berhasil mereka kumpulkan, para ilmuwan menemukan bahwa antara 332 dan 416 juta tahun yang lalu, kekuatan medan geomagnetik yang telah terawetkan pada sampel bebatuan tersebut ternyata kurang dari seperempat dari yang ada saat ini. Posisi tersebut sama dengan periode kekuatan medan magnet rendah yang berhasil diketahui sebelumnya, yaitu sekitar 120 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Hiu Bernavigasi Melalui Medan Magnet Bumi. Layaknya Sebuah Peta

Batuan vulkanik Kinghorn yang membentuk lava bantal. (Claxons/ Geocaching.com)

 

“Temuan kami, ketika dipertimbangkan di samping kumpulan data yang ada, mendukung keberadaan siklus panjang sekitar 200 juta tahun dalam kekuatan medan magnet Bumi yang terkait dengan proses dalam Bumi. Karena hampir semua bukti kami untuk proses di dalam interior Bumi terus-menerus dihancurkan oleh lempeng tektonik, pelestarian sinyal ini untuk kondisi jauh di dalam Bumi sangat berharga sebagai salah satu dari sedikit kendala yang kami miliki.” kata Hawkins.

Hasil kajian Hawkins tentang hal ini telah diterbitkan dalam Jurnal PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences) pada 17 Agustus 2021 yang berjudul ‘Intensity of the Earth's magnetic field: Evidence for a Mid-Paleozoic dipole low’. Penelitian ini mendukung teori bahwa kekuatan medan magnet bumi bersifat siklis, dan melemah setiap 200 juta tahun, sebuah gagasan yang diajukan oleh studi sebelumnya yang dipimpin oleh Liverpool pada tahun 2012. Salah satu keterbatasan pada saat itu adalah kurangnya data kekuatan medan yang dapat diandalkan yang tersedia sebelum 300 juta tahun yang lalu. Jadi studi ini menjadi pelengkap celah kekurangan yang ada pada saat itu.

Baca Juga: Sains Bumi: Perubahan Medan Magnet Bumi Berdampak pada Kehidupan Purba

Melalui studi panjang ilmuwan yang meneliti batuan dari aliran lava purba, mereka menemukan bukti adanya siklus medan magnet Bumi yang melemah setiap 200 juta tahun. (iStock)

 

Hawkins menegaskan, “Temuan kami juga memberikan dukungan lebih lanjut bahwa medan magnet yang lemah dikaitkan dengan pembalikan kutub, sedangkan medan umumnya kuat selama periode Superchron, yang penting karena terbukti hampir tidak mungkin untuk meningkatkan rekor pembalikan sebelum kurang lebih 300 juta tahun yang lalu.”

Penelitian ini merupakan bagian dari kelompok Universitas Determining Earth Evolution from Palaeomagnetism (DEEP) yang menyatukan keahlian penelitian di seluruh geofisika dan geologi untuk mengembangkan paleomagnetisme sebagai alat untuk memahami proses dalam Bumi yang terjadi di rentang waktu jutaan hingga miliaran tahun.

Baca Juga: Kutub Magnet Bumi Bergeser, Dampaknya Bisa Pengaruhi GPS di Ponsel