Awalnya lukisan ini koleksi Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sebuah komunitas masyarakat seni dan ilmu pengetahuan di Batavia.
Para prajurit Keraton Yogyakarta, dari berbagai kesatuan wilayah, bersiap melakukan upacara Grebeg Syawal yang digelar pada 1 Syawal setiap tahunnya, menandai berakhirnya bulan Ramadhan (kalender Hijriyah) atau Pasa (kalender Jawa). (Mahandis Y. Thamrin)
Lukisan itu karya A. de Nelly, salah satu murid seniman sohor Johannes Rach. Dia menggoreskan pensil, lalu menegaskannya dengan tinta cina dan air pada lembaran kertas yang didatangkan dari Belanda.
Merawat bukti sejarah, termasuk memperhatikan kebersihan pusaka Yogyakarta. (Dwi Oblo/National Geographic Traveler)
Menurut Atlas Mutual Heritage, De Nelly melukis suasana pintu gerbang Alun-alun Utara itu pada 1771. Bangunan Pagelaran dan Siti Hinggil—keduanya tampak pada lukisan tersebut—telah selesai pada 1757. Sementara, tembok baluwarti yang mengelilingi keraton baru didirikan pada 1777—pada lukisan itu masih berupa pagar kayu.