Inilah Lukisan Awal Keraton Ngayogyakarta Karya Seniman VOC

By Mahandis Yoanata Thamrin, Sabtu, 7 Oktober 2017 | 21:50 WIB
Lukisan karya Johannes Rach. (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)

Awalnya lukisan ini koleksi Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sebuah komunitas masyarakat seni dan ilmu pengetahuan di Batavia.

Para prajurit Keraton Yogyakarta, dari berbagai kesatuan wilayah, bersiap melakukan upacara Grebeg S (Mahandis Yoanata Thamrin)
Para prajurit Keraton Yogyakarta, dari berbagai kesatuan wilayah, bersiap melakukan upacara Grebeg Syawal yang digelar pada 1 Syawal setiap tahunnya, menandai berakhirnya bulan Ramadhan (kalender Hijriyah) atau Pasa (kalender Jawa). (Mahandis Y. Thamrin)

Lukisan itu karya A. de Nelly, salah satu murid seniman sohor Johannes Rach. Dia menggoreskan pensil, lalu menegaskannya dengan tinta cina dan air pada lembaran kertas yang didatangkan dari Belanda.

Merawat bukti sejarah, termasuk memperhatikan kebersihan pusaka Yogyakarta. (Dwi Oblo/National Geographic Traveler)
Merawat bukti sejarah, termasuk memperhatikan kebersihan pusaka Yogyakarta. (Dwi Oblo/National Geographic Traveler)

Artinya, karya seni rupa ini merupakan lukisan tertua dan terlangka yang menggambarkan suasana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa awal berdirinya.

Artinya, karya seni rupa ini merupakan lukisan tertua dan terlangka yang menggambarkan suasana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa awal berdirinya. Berdirinya kerajaan-kerajaan di Jawa hampir selalu didahului oleh perseteruan saudara, pemberontakan, hingga campur tangan VOC. Di Jawa Tengah, perang perebutan takhta mahkota penerus ketiga telah menyulut terpecahnya Kerajaan Mataram.

Perdamaian Giyanti yang ditandatangani pada 22 Rabiulakhir 1680 dalam kalender Jawa, atau 12 Februari 1755, telah membagi kekuasaan Tanah Jawa menjadi Kasusunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. Pembangunan bangunan inti Keraton Kasultanan Ngayogyakarta selesai pada 7 Oktober 1756, yang kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai hari jadi Kota Yogyakarta.

Kembali ke lukisan Rach, siapakah lelaki bangsawan berbusana Jawa dan berkuluk yang berjalan diiringi seorang abdinya itu? Mungkinkah itu Sultan Hamengkubuwana I, sang pendiri dan pitarah Kota Yogyakarta?

(Cerita ini terbit pertama kali pada Oktober 2013, dan diperbarui kembali pada 7 Oktober 2017)