Untuk membandingkan prevalensi saluran darah persisten ini, Lucas dan rekan-rekan penelitinya, yakni Maciej Henneberg dan Jaliya Kumaratilake dari University of Adelaide, memeriksa 80 anggota badan dari mayat-mayat di Australia. Semua mayat ini disumbangkan oleh orang-orang Australia keturunan Eropa. Hampir semua dari mayat ini dulunya lahir pada paruh pertama abad ke-20.
Tim peneliti kemudian mencatat seberapa sering mereka menemukan arteri median yang tebal yang mampu membawa suplai darah yang baik pada mayat-mayat tersebut. Lalu, tim membandingkan angka-angka tersebut dengan catatan yang digali dari pencarian literatur, dengan mempertimbangkan penghitungan yang dapat mewakili penampilan pembuluh darah ekstra. Hasil pengamatan mereka ini telah diterbitkan di Journal of Anatomy pada tahun 2020.
Hasil studi mereka ini mengungkapkan bahwa arteri median atau arteri ekstra ini tampaknya tiga kali lebih umum ditemukan pada orang-orang dewasa saat ini daripada lebih dari seabad yang lalu. Hal ini merupakan penemuan mengejutkan yang menunjukkan bahwa seleksi alam lebih menyukai atau cenderung mengincar mereka yang memiliki sedikit suplai darah ekstra ini.
"Peningkatan ini mungkin disebabkan oleh mutasi gen yang terlibat dalam perkembangan arteri median atau masalah kesehatan pada ibu selama kehamilan, atau keduanya sebenarnya," kata Lucas.
Baca Juga: Penemuan Tengkorak Tanpa Rahang Ini Ubah Pemahaman Evolusi Manusia
Kita mungkin membayangkan memiliki arteri median yang persisten dapat memberikan dorongan darah yang andal pada jari yang tangkas atau lengan bawah yang kuat lama setelah kita lahir. Namun memilikinya juga menempatkan kita pada risiko yang lebih besar terkena sindrom lorong karpal (carpal tunnel syndrome/CTS), suatu kondisi tidak nyaman yang membuat kita kesulitan menggunakan tangan kita.
Menentukan jenis-jenis faktor yang memainkan peran utama dalam proses seleksi arteri median yang persisten ini akan membutuhkan lebih banyak pemeriksaan. Apa pun itu, kemungkinan besar kita akan terus melihat lebih banyak pembuluh darah ini di tahun-tahun mendatang.
"Jika tren ini berlanjut, mayoritas orang akan memiliki arteri median lengan bawah pada tahun 2100," ucap Lucas.
Peningkatan pesat arteri median pada orang dewasa ini tidak berbeda dengan kemunculan kembali tulang lutut yang disebut fabella, yang juga tiga kali lebih umum ditemukan saat ini daripada seabad yang lalu.
Sekecil apa pun perbedaan ini, perubahan mikroevolusi kecil menambah variasi skala besar yang menentukan suatu spesies. Ya, dalam hal ini adalah spesies kita, manusia.
Baca Juga: Peneliti Sebut Homo Erectus Adalah Manusia Purba yang Pemalas