Komet Temuan Terbaru Akan Berpapasan dengan Venus pada Desember 2021

By Agnes Angelros Nevio, Minggu, 29 Agustus 2021 | 13:00 WIB
Planet Venus. (National Geographic)

Nationalgeographic.co.id—Venus , planet yang dikenal dengan sebutan “Kembaran Bumi” diperkirakan akan berpapasan dengan sebuah komet panas (C/2021 AI) yang baru saja ditemukan. Apakah akan terjadi hujan meteor di sana?

Atmosfer karbon dioksida tebal yang menyelimuti planet ini berarti tidak ada celah di awan. Namun di atas awan itu di mana, kalau dipikir-pikir, kondisinya agak kurang mematikan bagi pengamat bintang atau seorang manusia, pemandangan langit malam di Venus mungkin akan sangat mirip dengan yang ada di Bumi.

“Sesi pengamatan langit di Venus akan membutuhkan, katakanlah, 35 hingga 40 mil (55 hingga 60 kilometer) di atas permukaan, di mana suhu dan tekanannya sangat mirip dengan Bumi,” ujar Paul Byrne, seorang ilmuwan planet di Washington University di St. Louis yang berfokus pada Venus, kepada Space.com.

“Ini adalah satu-satunya tempat lain di tata surya yang mana suhu ruangan dan kondisi tekanan sama dengan bumi, dan mungkin ada potensi seorang astronaut bisa berdiri di atas gondola di Venus dengan alat bantu pernapasan,” sambungnya.

Baca Juga: Wahana Ruang Angkasa Solar Orbiter Menangkap Citra Unik Venus

Dia juga memprediksi bahwa kemungkinan besar bintang yang terlihat akan sedikit berbeda dengan langit Bumi atau atmosfernya akan membuat warna meteor terlihat berbeda, tetapi yang jelas perasaannya akan sama.

Mari berfokus pada hujan meteor untuk sebentar, banyak pengamat bintang yang menyaksikan keindahan hujan meteor pada bulan Agustus. Hal ini juga mungkin akan terlihat sama dengan melintasnya Comet C/2021 AI (Leonard) jika di lihat dari planet Venus.

Selama kita berada diatas awan, dan beberapa kondisi lainya, hujan meteor akan terlihat kurang lebih dengan cara yang sama di Venus seperti di Bumi.

“Pada titik itu dan di atasnya, sekiranya akan terasa seperti menyaksikan hujan meteor di atas permukaan laut di Bumi,” ujar Paul Byrne. “Saya tidak dapat memikirkan alasan apa pun mengapa seseorang tidak mau melihat bintang jatuh,” lanjutnya.

Baca Juga: Meteor Leonid 1833 Libatkan Laporan Sains Pertama dari Masyarakat

Perseid disebabkan oleh peninggalan jejak debu dari meteor Swift-Tuttle. Dinamakan Perseid karena titik radian hujan meteor ini seolah-olah berasal dari arah rasi bintang Perseus. Komet sendiri adalah objek yang terkenal berantakan, kosmis yang setara dengan karakter Pig-Pen dalam komik Peanuts, menyebarkan debu ke mana pun mereka pergi.

Sebagian besar hujan meteor itu disebabkan oleh komet C/2021 (Leonard). yang mengorbit pendek yang sama meninggalkan jejak puing di sepanjang jalur yang dilaluinya, putaran demi putaran melalui tata surya. 

Akan tetapi, dalam pertemuan ini mungkin saja ada jenis hujan meteor kedua yang jauh lebih langka dan bergantung hanya pada satu lintasan komet periode panjang, dan berjalan melalui tata surya di jalur yang begitu lama. Hal ini membuat hujan meteor yang akan terjadi bisa dibilang cukup langka. 

Pengamat luar angkasa tidak pernah menangkap hujan meteor yang disebabkan oleh puing puing segar dari komet periode panjang, setidaknya tidak menurut catatan yang ada. Secara teoritis, karena kedua planet mengorbit matahari pada jarak yang sama, peluangnya lebih besar lebih mungkin terjadi di Venus, meskipun kurangnya catatan pengamatan langit dari planet tersebut.

Sesuatu yang belum terjadi memiliki kemungkinan untuk terjadi, dan mungkin saja peluang ini akan terwujud dalam sejarah hidup manusia. Peluang besar ini akan memberikan cerita yang berbeda jika memang benar terwujud. Oleh karena itu manusia ke depannya diharapkan bisa mengembangkan kemajuan teknologi untuk menangkap fenomena alam yang jarang terjadi di planet lain di tata surya kita.