Adanya temuan bau oksigen pada batuan gunung McRae Shale di Australia, membuat para ilmuwan dari Arizona State University yang telah menganalisisnya pada tahun 2007 yakin bahwa mereka telah menemukan jejak oksigen purba yang berasal dari waktu jangka pendek antara 50 hingga 100 juta tahun yang lalu. Namun, mereka belum bisa menjelaskan naik turunnya oksigen saat itu.
Tidak hanya satu penelitian saja, bahkan dalam studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Washington (UW), Michigan, bersama lembaga lainnya juga melakukan analisis pada batuan purba yang sama. Hasilnya menunjukkan adanya peristiwa lonjakan merkuri yang dipancarkan oleh letusan gunung berapi ke atmosfer bagian atas Bumi.
Roger Buick, yang merupakan rekan penulis studi juga profesor Ilmu Bumi dan Antariksa UW, mengatakan, “Tentu saja, dalam batuan di bawah lonjakan oksigen sementara, kami menemukan bukti adanya merkuri, baik dalam jumlah yang banyak beserta isotopnya, peristiwa letusan gunung berapi yang paling masuk akal melibatkan hal ini ke atmosfer.”
Baca Juga: Gelagar-Gelagar Gunung Api Terdahsyat di Nusantara
Hasil kajian Buick bersama rekannya tentang merkuri ini telah diterbitkan dalam Jurnal PNAS pada 17 Agustus 2021 dengan mengambil judul Mercury abundance and isotopic composition indicate subaerial volcanism prior to the end-Archean whiff of oxygen.
Gas merkuri yang dilepaskan oleh letusan gunung berapi ke atmosfer akan membuatnya bersirkulasi selama satu atau dua tahun sebelum akhirnya menciptakan hujan ke permukaan bumi.
“Pasti ada ladang lahar dan abu vulkanik. Dan batuan yang kaya nutrisi itu akan lapuk terkena angin dan hujan, melepaskan fosfor ke sungai yang dapat menyuburkan daerah pesisir di dekatnya, memungkinkan cyanobacteria penghasil oksigen dan bentuk kehidupan bersel tunggal lainnya untuk berkembang.” tutur Buick.
Baca Juga: Bagaimana Manusia Selamat Dari Letusan Gunung Berapi Toba Purba?