Shatili, Desa Bersejarah Dengan Mahakarya Arsitektur Indah

By Galih Pranata, Senin, 30 Agustus 2021 | 13:00 WIB
Potret keindahan Shatili, desa bersejarah di dataran tinggi Georgia.
Potret keindahan Shatili, desa bersejarah di dataran tinggi Georgia. (Mycaucasus)

"Gereja tua yang dibangun abad ke-19 pada era kolonialisme Rusia, kemudian dihancurkan pada era Soviet. Tindakan Soviet berdasar pada adanya anti-Ketuhanan yang dianutnya, sehingga beberapa bangunan suci dihancurkan" tulisnya.

Menara dan rumah-rumah Shatili yang eksotis juga menciptakan ruang bersejarah. Hanya saja kemudian semua bangunan indah tersebut ditinggalkan. Hal tersebut disinyalir karena adanya migrasi paksa ke dataran rendah Georgia pada 1950-an oleh rezim Uni Soviet, dan mengambilnya sebagai benteng pertahanan. Kemudian, pada abad ke-16, para penduduk asli tinggal di rumah-rumah bergaya kontemporer.

Baca Juga: Desa Bawah Air dari Zaman Perunggu Ditemukan di Danau Luzern Swiss

Desa Shatili yang berada diketinggian, akses yang cukup terjal untuk ke atas.
Desa Shatili yang berada diketinggian, akses yang cukup terjal untuk ke atas. (Pilpilio)

 

Sejak abad ke-20 hingga hari ini, setiap pesta perayaan Athengenoba, berkumpul para penduduk asli dan keturunan penduduk Shatili yang bermigrasi dari Shatili ke dataran rendah Georgia. Pesta tersebut dan tempat-tempat suci ini memperkuat identitas mereka sebagai bangsa Shatili, dimanapun kini mereka berada.

Begitupun dengan menara dan rumah-rumah yang ditinggalkan, kini telah di nobatkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia, dan dibuka untuk para wisatawan sebagai destinasi wisata, meskipun medan yang ditempuh cukup terjal.

Baca Juga: Melihat Arsitektur Menakjubkan di Situs Warisan Dunia Pertama di India