Habitat Dasar Laut Lebih Lama Pulih Akibat Cantrang daripada Badai

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 30 Agustus 2021 | 09:25 WIB
Kehidupan bawah laut lebih cepat pulih dari badai, daripada dampak cantrang laut. Padahal, kekuatan kerusakannya sama-sama besar. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Temuan itu didapatkan para peneliti dengan memantau kondisi lingkungan dasar laut Kawasan Konservasi Laut (KKL) Teluk Lyme di lepas pantai selatan Inggris. Pengamatan dilakukan dengan kamera bawah air, dan laporan data tahunan sejak 2008. Khususnya sejak peraturan larangan penangkapan ikan dengan cantrang diberlakukan sebagai tindakan konservasi.

Para peneliti melaporkan, ekosistem kembali pulih dengan beberapa spesies kembali ke daerah tersebut sejak kawasan konservasi ditetapkan, guna mencegah pengerusakan akibat aktivitas penangkapan ikan dengan cantrang. Pemulihan itu secara signifikan mengembalikan kehidupan dasar laut seperti berbagai jenis ikan dan kerang.

"Dalam temuan kami pada tahun 2014, tampaknya badai musim dingin sebelumnya telah menghancurkan KKL. Sedimen terlepas dan puing-puing lainnya yang produktif untuk kehidupan dan habitat terumbu biogenik telah diamati tahun dari sebelumnya," ujar Emma Sheehan, salah satu profesor Marine Ecology di University of Plymouth yang menjadi penulis utama studi.

Baca Juga: Uniknya Cacing Penis, Mengapa Mereka Menarik dan Penting Bagi Laut?

Gambar a dan b diambil pada 2013, lima tahun setelah kerusakan akibat penangkapan cantrang. Sedangkan gambar c, d, dan e, diambil dari pasca terjangan badai hingga 2016, dua tahun setelah kejadian. (University of Plymouth)

"Namun, pada tahun 2016 (dalam waktu tiga tahun), sejumlah besar kipas laut merah muda dewasa (Atrina) dan spesies lain diamati sekali lagi dengan lebih banyak kipas laut merah muda remaja daripada sebelumnya. Ini menunjukkan pemulihan di KKL mulai terjadi," tambahnya, dikutip dari rilis universitas tersebut.

Kondisi itu berbeda dengan kerusakan yang disebabkan aktivitas penangkapan dengan cantrang yang terakhir kali pada 2008. Efek kerusakan itu membutuhkan waktu lima tahun (hingga 2013) sebelum akhirnya terkena badai.

Dalam laporannya bersama tim, 29 persen terumbu karang dasar laut di pesisir sekitar Inggris kian terancam karena badai yang belakangan sering terjadi, dan kian parah sebagai dampak perubahan iklim.

Penelitian ini juga menjadi yang pertama kali meneliti dampak badai musim dingin yang dilaporkan sangat ekstrem di Inggris pada 2013 hingga 2014 lalu. Badai itu diperkirakan sebagai hantaman alam terbesar yang terjadi di Eropa barat, setelah sebelumnya yang terjadi pada 1948.

Baca Juga: Meningkatnya Hujan Salju, Menjadi Penyeimbang Kenaikan Permukaan Laut