Singapura Gunakan Serangga untuk Mengubah Sampah Menjadi Harta Karun

By Agnes Angelros Nevio, Rabu, 1 September 2021 | 11:00 WIB
Belatung dapat digunakan untuk mengobati luka. (fiulo/Getty Images/iStockphoto)

Tugasnya kemudian untuk mengeringkan belatung dan diubah menjadi pakan ternak, kemudian mengubah kotoran serangga menjadi pupuk pertanian.

Meskipun ada banyak perusahaan yang menggunakan serangga untuk mengelola limbah, termasuk Goterra, Better Origin, dan AgriProtein, Insectta mengekstrak lebih banyak produk pertanian dari lalat tentara hitam tersebut. Dengan pendanaan dari Trendlines Agrifood Fund dan dana dari pemerintah, Insectta memperoleh biomaterial bernilai tinggi dari produk sampingan larva ini.

"Selama proses R&D, kami menyadari bahwa banyak biomaterial berharga yang sudah memiliki nilai pasar yang tinggi dan dapat diekstraksi dari lalat ini," kata Chua dilansir dari CNN Business. perusahaannya ini berharap biomaterialnya dapat merevolusi industri produk berbasis serangga yang berkembang dan mengubah cara kita memandang limbah.

Baca Juga: Yarchagumba, Jamur Ulat yang Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim

Insectta adalah perusahaan biotek Black Soldier Fly pertama di Singapura. Foto: Larva Black Soldier Fly dipelihara di peternakan Jalan Penjara. (Toh Ee Ming/Insectta)
 

Biomaterial dari Serangga. Saat belatung beranjak menjadi dewasa, mereka membentuk kepompong, dan akan muncul sekitar 10 hingga 14 hari kemudian sebagai lalat dewasa. Insectta telah mengembangkan teknologi eksklusif untuk mendapatkan biomaterial dari kerangka luar yang mereka tinggalkan.

Salah satu biomaterial tersebut adalah kitosan, zat antimikroba dengan sifat antioksidan yang terkadang digunakan dalam produk kosmetik dan farmasi. Insectta bertujuan untuk menghasilkan 500 kilogram kitosan sehari dan sekarang bekerja sama dengan Spa Esprit Group yang berbasis di Singapura untuk penggunaan kitosan dalam produk pelembabnya.

Insecta juga bekerja sama dengan merek masker wajah Vi-Mask, yang berharap dapat menggunakan kitosan black soldier fly untuk membuat lapisan antimikroba dalam produknya.

Saat ini, Vi-Mask menggunakan kitosan dari cangkang kepiting di lapisan masker wajahnya. Perusahaan mengatakan bahwa peralihan ke kitosan berbasis serangga adalah langkah yang ramah lingkungan, karena kitosan Insectta lebih ramah lingkungan.

 Baca Juga: Studi Baru Mengungkap Dampak Lampu Jalan terhadap Populasi Ngengat