Mengungkap Asal-usul dan Evolusi Bahasa Isyarat di Kehidupan Manusia

By Fadhil Ramadhan, Senin, 13 September 2021 | 09:00 WIB
Bahasa isyarat merupakan bahasa non-verbal yang menggunakan gestur atau bahasa tubuh (Flickr)

Nationalgeographic.co.id—Bahasa isyarat adalah bentuk komunikasi yang menggunakan gestur atau bahasa tubuh. Ia merupakan bahasa non-verbal yang biasa digunakan oleh tunawicara atau orang bisu. Bentuk dari bahasa isyarat pun berbeda-beda di tiap negara. Para ilmuwan mengatakan bahwa asal-usul bahasa isyarat berasal dari Eropa.

Banyak orang menyamakan ucapan dengan bahasa. Padahal, bahasa terdiri dari verbal dan non verbal. Dikutip dari Science Daily, telah banyak penelitian ilmu kognitif sejak tahun 1960-an tentang bahasa isyarat. Kini bahasa isyarat adalah bahasa yang otonom dan memiliki organisasi yang kompleks pada beberapa tingkat linguistik, seperti tata bahasa dan makna.

Sudah ada penelitian tentang bagaimana otak manusia mengolah bahasa isyarat dan bahasa lisan. Satu dengan yang lainnya memiliki kesamaan juga perbedaan. Para peneliti di Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences (MPI CBS) mencari tahu, bagian otak mana yang benar-benar terlibat dalam pemrosesan bahasa isyarat.

 

Selain itu, mereka juga ingin mengetahui, seberapa besar tumpang tindihnya dengan daerah otak yang digunakan orang mendengar untuk pemrosesan bahasa lisan.

Dalam sebuah meta-studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Human Brain Mapping, mereka mengumpulkan data dari eksperimen pemrosesan bahasa isyarat, yang dilakukan di seluruh dunia.

“Untuk pertama kalinya, kami mengidentifikasi daerah otak yang terlibat dalam pemrosesan bahasa isyarat di semua penelitian," jelas Emiliano Zaccarella, penulis makalah sekaligus pemimpin kelompok di Department of Neuropsychology, MPI CBS.

Baca Juga: Menyingkap Jejak Sansekerta Sebagai Bahasa Lisan Tertua di Bumi

Bentuk dari bahasa isyarat pun berbeda-beda di tiap negara. Para ilmuwan mengatakan bahwa asal-usul bahasa isyarat berasal dari Eropa. (Hudson Reporter)

Para peneliti menemukan bahwa yang disebut area Broca, di otak depan belahan kiri, adalah salah satu daerah yang terlibat dalam pemrosesan bahasa isyarat. Wilayah otak ini telah lama diketahui memainkan peran sentral dalam bahasa lisan, di mana ia digunakan untuk tata bahasa dan makna.

Area Broca di belahan kiri adalah simpul pusat dalam jaringan bahasa otak manusia. Area ini bekerja sama dengan jaringan lainnya untuk memproses bahasa, dalam bentuk tanda, suara, ataupun tulisan. Selain itu, area Broca juga memproses informasi linguistik abstrak dalam bentuk bahasa apa pun.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bahasa isyarat berevolusi dari enam garis keturunan Eropa. Melansir dari Science Focus, penyebaran abahasa isyarat terjadi pada abad ke-18. Para ilmuwan berpendapat bahwa asal-usul bahasa isyarat di dunia, dapat ditelusuri kembali melalui enam garis keturunannya.

Baca Juga: Memaknai 'Bajingan', Pergeseran Makna dari Profesi Jadi Kata Maki

Enam garis tersebut adalah Austria, Inggris, Prancis, Spanyol, Swedia dan Rusia. Menurut para peneliti, temuan yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science merupakan “kunci” untuk memahami sejarah evolusi bahasa isyarat di dunia.

“Evolusi bahasa lisan telah dipelajari selama lebih dari 200 tahun, sedangkan penelitian tentang evolusi bahasa isyarat masih berada pada tahap awal,” terang Justin Power, penulis utama studi ini sekaligus mahasiswa PhD di University of Texas di AS. 

Mr. Power dan tim ingin mencari tahu, bagaimana bahasa isyarat asal Eropa telah berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Untuk mengetahui hal tersebut, tim peneliti internasional membandingkan 40 abjad manual bahasa isyarat masa kini, dengan 36 abjad manual bahasa isyarat lama.

Baca Juga: Mencari Padanan Lain untuk Kata 'Koruptor': 'Rasuah' atau 'Maling'?

Artis Christine Sun Kim berbicara tentang 'kemarahan tuli' dan kekuatan suara. Dia membahas karya seninya di pameran di MIT List Visual Arts Center. (Steven Davy/The World)

Alfabet manual adalah bentuk yang digunakan untuk mengeja kata-kata tertulis, menggunakan urutan bentuk tangan. Penggunaan abjad manual baru digunakan pada abad ke-17.

Para peneliti menggunakan teknik linguistik dan biologi evolusioner lalu menyimpulkan bahwa, evolusi bahasa isyarat kemungkinan terjadi dalam garis keturunan mereka. Proses ini memungkinkan mereka untuk memetakan, bagaimana bahasa isyarat berubah dan menyebar ke seluruh Eropa, juga ke seluruh dunia.

Dalam hal ini, para penliti pun menemukan bahwa bahasa isyarat asal Perancis, memberikan pengaruh pada pendidikan tunarungu dan komunitas isyarat di Eropa Barat dan Amerika. Bahasa isyarat asal Austria pun menyebar ke Eropa bagian tengah dan utara, serta ke Rusia. 

Baca Juga: Mengapa Orang Korea Selatan Bersemangat dalam Berbahasa Indonesia?